DEMOKRASI.CO.ID - Sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) seharusnya bisa dirangkul pemerintah untuk turut serta membangun bangsa.
Sebagai sosok ulama besar dan memiliki basis massa yang kuat, tak ada alasan untuk mengabaikan keberadaan Habib Rizieq yang kini terkesan digambarkan kontra dengan pemerintah.
"Pemerintah mestinya bisa merangkul dan diajak 'berteman' orang sekelas HRS ini. Bahkan tidak berlebihan bila HRS diajak turut serta membangun bangsa dan negara ini dengan berada di dalan sistem, misalnya mewacanakan posisi di dalam Watimpres Jokowi," kata Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/11).
Di mata Satyo, Habib Rizieq adalah sosok ulama kharismatik yang tak bisa dipandang sebelah mata.
"Pesona HRS memang luar biasa. Magisnya begitu kuat, ulama kharismatik, ideolog dan influencer bukan kaleng-kaleng. Basis massanya sangat besar, militan dan ideologis," ujar Satyo Purwanto.
Namun dengan sosok militansi dan beridiologi kuat, bukan berarti Habib Rizieq tidak bisa diajak berkomunikasi. Habib Rizieq, kata Satyo, justru memiliki nasionalis tinggi dan tak perlu diragukan.
"HRS itu sejatinya ulama nasionalis meskipun keras bicara tentang konsep amar maruf nahi munkar yang menjadi basis gerakan FPI, lugas dan keras bicara tentang hukum Islam dan politik Islamis Indonesia," tandas Satyo. (RMOL)