DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Politik Rocky Gerung menyebut bahwa strategi yang diterapkan Gatot Nurmantyo cukup cerdik kala menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Istana.
Rocky menilai, cara Gatot dengan menerima penghargaan tanpa hadir di Istana adalah sebuah manuver politik yang cerdas.
“Dia tetap menerima Bintang Mahaputeranya, tapi dai tidak hadir. Ini menurut saya cara berpikir dan manuver politik yang luar biasa,” kata Rocky dilansir Suara.com dari tayangan YouTube-nya, Kamis (12/11/2020).
Rocky menjelaskan, sikap Gatot itu secara tidak langsung menunjukkan syarat-syarat jika oposisi diundang ke Istana.
“Gatot tidak akan hadir, dan memang tidak hadir karena Gatot juga sebetulnya mau mengatakan kalau ‘Saya mau hadir persyaratannya A,B,C,D’,” kata Rocky.
Ia menuturkan seharusnya pihak Istana, terutama Menkopolhukam Mahfud MD, bisa membaca sinyal itu dengan membebaskan terlabih dahulu para tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang ditangkap, kawan seperjuangan Gatot.
“Kalau Mahfud bisa baca sinyalnya Pak Gatot mestinya sehari sebelum Pak Gatot diundang ke Istana, mestinya tanggal 8 sebelum Habib Rizieq muncul, 3 tokoh KAMI itu dibebaskan,” ujar Rocky.
Namun sinyal itu dinilai Rocky tak terbaca oleh Istana. Buntutnya, Gatot pun melancarkan strateginya dengan tetap menerima penghargaan namun tak hadir ke Istana.
“Saya anggap itu langkah yang cerdik dari seorang mantan panglima yang ilmu kepanglimaannya masih ada di kepala,” jelas Rocky yang menyebut bahwa Gatot berhasil memenangkan perang hanya dalam pertempuran kecil.
“Kalau dipakai bahasa netizen, Istana di-prank oleh Gatot ya. Tapi saya tak mau sebut itu,” tukas Rocky.
Alasan Gatot tak hadir di Istana terima Bintang Mahaputra
Presiden Joko Widodo seharusnya menyematkan Bintang Mahaputra kepada Gatot Nurmantyo pada Rabu (11/11/2020). Namun Gatot memilih tak hadir.
Kendati begitu, Gatot mengirim surat pemberitahuan ketidakhadirannya tersebut kepada presiden. Alasan Purnawirawan Jenderal yang kini menjabat sebagai Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu karena Pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Mahfud MD dalam channel Youtube Sekretariat Presiden.
“Beliau tidak hadir. Tapi dalam suratnya menyatakan menerima pemberian bintang jasa ini tetapi beliau tidak bisa hadir, terutama karena suasana covid,” kata Mahfud.
Mahfud menjelaskan, sebenarnya protokol kesehatan yang diterapkan sudah memenuhi standar. Pemberian penyematan penghargaan sendiri biasanya dilakukan setiap Agustus. Tapi karena kondisi pandemi, pada Agustus lalu disepakati kalau penyematannya dipecah menjadi dua: Agustus dan November.
“Standarnya (protokol kesehatan) dipenuhi. Ini dipecah dua, Agustus dan Sekarang. Agustus disepakati dipecah dua kali. Ada protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Lalu bagaimana dengan penghargaan buat Gatot Nurmantyo?
“Nanti penghargaan akan dikirim melalui Sekretaris Militer. Beliau menerima ini tapi tidak bisa hadir penyematannya,” kata Mahfud menegaskan.