DEMOKRASI.CO.ID - Tokoh nasional DR. Rizal Ramli tidak mempermasalahkan jika banyak orang yang memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena dianggap menghina Islam.
Pidato Macron seolah memperlihatkan dirinya dan rakyat Prancis mengalami islamophobia.
“Macron memang harus menentukan batas kebebasan (Liberte, Egalite, Fraternite) dan faith (kepercayaan),” tuturnya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (1/11).
Hanya saja, Rizal Ramli mengaku aneh jika ada pihak yang mengecam Macron melakukan standar ganda. Di mana di satu sisi yang bersangkutan malah membiarkan islamophobia terjadi.
“Jika kita mengakui Pancasila, maka tidak boleh phobia terhadap agama apapun, Islam, Kristen, Katolik, Budhism dll,” tegas Rizal Ramli tanpa menyebut nama siapa yang dimaksud melakukan standar ganda.
Menurutnya, jika ada pemimpin yang phobia dengan agama tertentu lalu kemudian mengotak-atik kepercayaan orang, maka negara yang dipimpin bisa berubah menjadi seperti Lebanon. Hal serupa juga bisa terjadi bagi Indonesia.
“Kalau phobia, otak-atik soal faith, Indonesia bisa berubah jadi Lebanon. Dulu damai dan makmur, ‘Paris van Middle East’. Dikocok soal agama jadi rusuh terus, makin miskin,” tutupnya mengingatkan.
Kecaman kepada Presiden Macron didengungkan dari sejumlah ormas di negeri ini. Bahkan Presiden Joko Widodo juga melontarkan kecaman resmi kepada Macron yang dinilai menghina agama Islam dan telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia,” tuturnya.