DEMOKRASI.CO.ID - Berkat videonya baca Alquran di emperan viral, kini nasib Muhammad Gifari Akbar berbuah manis.
Bertahun-tahun mencari ibunya yang pergi hingga jadi pemulung, kini takdir baik datang untuk Muhammad Gifari Akbar.
Bagaimana tidak, yang awalnya menjadi pemulung, kini Muhammad Gifari Akbar bakal diangkat menjadi seorang direktur di Subang, Jawa Barat.
Jabatan direktur ini diberikan langsung oleh anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mengaku haru mendengar kisah hidup Akbar yang menjadi pemulung muda hanya demi mencari keberadaan ibunya.
Akbar mengaku meninggalkan rumahnya di Garut saat kelas 4 SD atau saat usia 10 tahun.
Dia berjalan kaki sambil memungut barang bekas ke Bandung.
Dari Bandung bahkan sempat menuju ke Jakarta hingga Lampung.
Dan akhirnya kembali ke Bandung seperti terekam dalam foto yang viral di media sosial itu.
Alasan Akbar pergi dari rumahnya itu karena ingin mencari ibunya yang sejak dia berusia 2 tahun sudah meninggalkannya.
“Jadi dia (Akbar) ini punya orientasi hidup ingin bertemu dengan ibunya.
Lalu saya bilang kalau caranya seperti sekarang ini akan sulit untuk bertemu ibunya,” kata Dedi.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Dedi lalu mengajak Akbar untuk mengajar ngaji kepada anak-anak di kediamannya di Lembur Pakuan Subang.
Dedi juga akan memintanya mengurusi bank sampah yang selama ini sudah berjalan di Lembur Pakuan.
“Sembari dengan itu, saya juga akan mendatangkan seorang guru untuk mengajari Akbar kitab kuning.
Saya juga akan mempersiapkan pelajaran untuk persamaan SD, SMP, hingga SMA untuk Akbar,” kata Dedi.
Menurut Dedi, dengan pertumbuhan hidup yang normal seperti itu, nanti dengan sendirinya sang ibu akan mencari Akbar hingga bisa bertemu.
“Bagaimanapun seorang manusia itu memiliki rasa, apalagi seorang ibu,” kata Dedi.
Dedi juga mengungkapkan sosok Unan, ayah Akbar yang dinilainya sebagai orang saleh.
Ayah Akbar adalah seorang tukang bangunan.
Dan dia tidak pernah mematok tarif saat menawarkan jasanya.
“Mau dibayar Rp 100 ribu, Rp 80 ribu, atau bahkan Rp 60 ribu, dia (ayah Akbar) tetap mau bekerja.
Padahal Rp 60 ribu itu bayaran untuk laden (pembantu tukang).
Tukang bangunan itu kan bayarannya di atas Rp 100 ribu per hari,” kata Dedi.
Wajah dan sikapnya, lanjut Dedi, menunjukkan ayah Akbar ini orang baik. Ayahnya pula yang selalu mengingatkan Akbar untuk beribadah.
Mulai dari salat, membaca Alquran, hingga berbagi dengan sesama.
Setelah berbincang panjang lebar, Akbar dan ayahnya lalu pamit untuk pulang ke Garut.
“Jadi Akbar ini mau istirahat dulu di Garut seminggu.
Lagian ayahnya kangen banget sama dia karena sudah enam tahun tidak bertemu.
Setelah istirahat seminggu di Garut, nanti kembali lagi ke Subang untuk bekerja bersama saya di Lembur Pakuan,” kata Dedi.
Dalam kesempatan itu, Dedi membekali ayah Akbar uang sebesar Rp 10 juta untuk modal usaha ayahnya itu.
“Dia itu kan tukang bangunan.
Jadi uang itu bisa untuk membeli peralatan tukang atau bisa juga untuk usaha lainnya. Yang jelas saya ingin berbagi dengan orang-orang baik,” kata Dedi.
Bakal Dilantik jadi Direktur Bank Sampah di Subang
Viral foto Muhammad Gifari Akbar (16), bocah pemulung tengah berteduh dari hujan sambil baca Alquran di Jalan Braga, Kota Bandung, hingga kini masih menjadi perbincangan publik.
Kisah ini pun menarik perhatian anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang menelpon langsung Muhammad Gifari Akbar pada Kamis (5/11/2020) sore.
Dedi Mulyadi dari kediamannya di Subang menelpon Akbar yang tinggal di rumah neneknya di Garut.
Handphone yang digunakan Akbar milik saudaranya.
Dalam perbincangan telepon selama sekitar 20 menit itu terungkap sikap Akbar yang membuat kagum Dedi Mulyadi.
Akbar mengaku dari hasil memulung rongsokan itu, uangnya sebagian untuk makan dirinya dan mengirim ke orangtuanya di kampung.
Selain itu Akbar pun mengaku sebagian penghasilannya kerap diberikan kepada sesama pemulung yang tengah kesusahan.
“Bayangkan dia sendiri hidup susah tapi masih bisa membagi rezeki kepada orang lain yang membutuhkan.
Ini yang membuat saya tidak bisa menahan air mata haru,” kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Kamis (5/11/2020) malam.
Menurut Dedi Mulyadi, meski hidup tanpa kasih sayang ibunya karena sejak usia dua tahun sudah tidak berjumpa sang ibu, Akbar mampu tumbuh sempurna dari sisi sosial.
Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi menawari Akbar untuk mengajar ngaji kepada anak-anak di tempat tinggal Dedi di Lembur Pakuan di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang.
Dedi Mulyadi juga menyiapkan seorang guru untuk Akbar guna mendalami kitab suci Alquran.
“Sehingga cita-cita Akbar setelah dewas ingin membangun pesantren, mudah-mudahan bisa terwujud.
Dan Akbar mengaku siap ngajar ngaji dan belajar pendalaman kitab di tempat saya,” kata Dedi.
Selain itu Dedi Mulyadi pun bakal melantik Akbar sebagai direktur bank sampah di Lembur Pakuan.
“Akbar ini kan pemulung, biasa mengurus botol bekas.
Nanti akan saya lantik jadi direktur bank sampah di Lembur Pakuan.
Jadi selain ngajar ngaji ke anak-anak, dia juga akan bekerja sebagai direktr pengelolaan sampah di Lembur Pakuan,” kata Dedi.