DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduh Turki telah siap berperang terhadap sekutu NATO-nya, dalam sebuah wawancara yang disiarkan Sabtu. Macron mengatakan ketegangan dapat mereda jika timpalan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menunjukkan rasa hormat dan tidak berbohong.
“Turki memiliki sikap permusuhan terhadap sekutu NATO-nya,” katanya kepada Al-Jazeera, seperti dilansir AFP, Minggu (1/11/1010). Macron mengutuk perilaku Turki di Suriah, Libya dan Mediterania.
Dia mengatakan bahwa keinginan Prancis adalah agar segala sesuatunya tenang. “Presiden Turki menghormati Prancis, menghormati Uni Eropa, menghormati nilai-nilainya, tidak berbohong dan tidak mengucapkan hinaan”.
Dia mencatat bahwa Prancis telah menyampaikan belasungkawa kepada Turki setelah gempa mematikan di Laut Aegea dan juga menawarkan untuk mengirim bantuan ke tempat kejadian.
Dia menggambarkan intervensi Turki di Suriah sebagai “kejutan dan” agresi “bagi sekutu NATO dan mengatakan Ankara tidak menghormati embargo senjata di Libya sambil menunjukkan sikap” sangat agresif “di Mediterania timur.
“Saya perhatikan bahwa Turki memiliki kecenderungan imperial di kawasan dan saya pikir kecenderungan imperial ini bukanlah hal yang baik untuk stabilitas kawasan, itu saja.”
Ada ketegangan berminggu-minggu antara Prancis dan Turki, yang mencapai puncaknya akhir pekan lalu ketika Erdogan mempertanyakan kesehatan mental Macron. Prancis menanggapi dengan mengambil langkah yang sangat tidak biasa dengan memanggil duta besarnya untuk Ankara untuk konsultasi.