DEMOKRASI.CO.ID - Fakta mengejutkan didapat terkait kasus penembakan pendeta Kristen Ortodoks di Lyon, Prancis.
Penembakan tersebut terjadi di depan sebuah Gereja Ortodoks, Sabtu (31/10/2020) malam waktu setempat.
Setelah sempat diyakini sebagai tindakan dari organisasi garis keras, kenyataannya berbeda jauh.
Pelaku penembakan terhadap pendeta Nikolais Kakavelakis ternyata bermotif masalah perselingkuhan.
Seperti dikutip dari BBC, pelaku yang berusia 40 tahun itu mengungkapkan kepada Jaksa Penuntut bahwa istrinya berselingkuh dengan sang pendeta.
Pelaku yang berkewarganegaraan Georgia, setelah ditangkap di rumahnya di Lyon, Jumat (6/11/2020).
Penembakan terhadap Pendeta Kakavelakis terjadi saat dia akan menutup gerejanya.
Sang pendekat ditembak dua kali dengan shotgun dan sempat koma. Titik terang pun muncul setelah Pendeta Kakavelakis sadar dan berbicara dengan polisi.
Pelaku sendiri mengungkapkan dirinya sebenarnya tak berniat untuk membunuh sang pendeta.
Namun, dia mengaku kesal istrinya, warga negara Rusia berusia 35 tahun, berselingkih dengan Pendeta Kakavelakis.
Banyak yang menyangka kasus penembakan ini menjadi bagian sejumlah penyerangan di Prancis yang disebabkan kalangan ekstrimis.
Sebelumnya pada pertengahan Oktober, seorang guru Sejarah dipenggal di luar kota Paris setelah mendiskusikan dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad.
Pelakunya adalah Abdullakh Azronov, imigran Chechnya yang dikenal memiliki pandangan Islam garis keras.
Hanya selang dua hari sebelum penembakan tersebut, terjadi kasus penusukan dan pemenggalan di sebuah Gereja di Nice.