DEMOKRASI.CO.ID - Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman mengkritik sejumlah aktivitas Front Pembela Islam (FPI) yang dikomandani Habib Rizieq Syihab. Dia bahkan menyebut FPI bisa dibubarkan bila tidak taat pada hukum.
Sejumlah pernyataan itu disampaikan Dudung usai memberikan arahan apel terkait kesiapan menghadapi bencana banjir dan Pilkada Serentak 2020, di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung awalnya bicara soal kesiapan TNI, Polri, Satpol PP menghadapi bahaya banjir dan Pilkada 2020.
"Pada pagi hari ini sengaja dilakukan apel bersama TNI, Polri, dan Pol PP, serta komponen lainnya, untuk mengecek sejauh mana kesiapan pasukan termasuk komponen lainnya dalam rangka mengantisipasi bahaya banjir di wilayah Jakarta. Kemarin kita sudah melaksanakan untuk mengecek siapa berbuat apa, apabila banjir ini terjadi. Kemungkinan sekitar bulan-bulan Desember, bahkan mungkin Januari," kata Dudung.
Kemudian, Dudung dimintai keterangan oleh wartawan. Selain masalah penanganan bencana banjir dan Pilkada Serentak, Dudung ditanyai wartawan mulai dari soal Habib Rizieq menyangkut ucapan dengan bahasa kotor di acara Maulid Nabi hingga dimintai klarifikasi soal video orang berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq.
Berikut aksi Pangdam Jaya perintahkan copot baliho HRS-ancam bubarkan FPI:
Pangdam Jaya: Kalau Habib Ucapannya Kotor di Maulid, Saya Muslim Tidak Terima!
Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman mengaku prihatin soal ucapan dengan bahasa kotor dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dudung awalnya menyinggung seorang tokoh agama dengan ucapan tidak baik.
"Hujatan-hujatan HRS pada TNI dan Polri, kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai atau habib, karena habib atau kiai itu selalu hatinya baik, jadi kalau ucapan tidak baik bukan habib namanya itu, saya ini orang Islam juga," kata Dudung.
Menurut Dudung, Islam mengajarkan kebaikan kepada seluruh isi alam semesta. Dia meminta, semua pihak, tanpa terkecuali, untuk menjaga tutur kata.
Mantan Gubernur Akademi Militer ini prihatin dengan adanya habib yang berucap dengan bahasa kotor. Dudung tak terima dengan ucapan tokoh agama tersebut.
"Ucapan dan tindakan harus baik saya sebagai orang Islam prihatin kalau ada seorang habib di peringatan Maulid Nabi bahasa dan ucapannya kotor, saya prihatin dan tidak terima sebagai orang muslim," imbuhnya.
Habib Rizieq menyinggung soal lonte dari panggung peringatan Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta, 14 November 2020. Namun Habib Rizieq tidak secara spesifik menyebut nama Nikita Mirzani.
"Ada lonte hina habib. Pusing, pusing. Sampai lonte ikutan ngomong, iyee...," kata Rizieq di Jl KS Tubun, Jakarta Pusat (Jakpus), Minggu (15/11) dini hari.
Ucapan Rizieq disambut riuh hadirin. Dia mengaku tidak marah soal banyak orang berkerumun saat menjemputnya dikritik. Lalu Rizieq menyinggung soal polisi menjaga rumah orang yang disebutnya lonte itu.
"Saya nggak marah. Cuma ada umat yang marah, ngancem mau ngepung lonte. Eh polisi kalang kabut jagain lonte. Kacau, kacau," kata dia.
Pangdam Jaya: Penurunan Baliho Habib Rizieq Perintah Saya
Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman angkat bicara soal video viral memperlihatkan proses penurunan baliho Habib Rizieq oleh orang berbaju loreng. Dudung mengatakan peristiwa itu merupakan perintahnya.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya, karena beberapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Itu perintah saya," ujar Mayjen Dudung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung mengatakan semua pihak harus taat terhadap hukum yang ada di Indonesia. Bahkan, Dudung menyebut apabila FPI tidak taat terhadap hukum, bisa dibubarkan.
"Begini, kalau siapapun di Republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya, kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," katanya.
Dudung menilai FPI berbuat sesuka hatinya. Dia menegaskan, TNI akan melakukan tindakan ketika ada baliho yang melakukan ajakan untuk berbuat revolusi.
"Sekarang kok mereka (FPI) ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya, dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam. Ya saya peringatkan dan saya tidak segan menindak dengan keras. Jangan coba menganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat Islam, tidak semua, banyak umat Islam yang berkata berucap dan bertingkah laku baik," imbuh Dudung.
Dalam video beredar, seperti dilihat detikcom pada Kamis (19/11), sebuah baliho berwajah Habib Rizieq diturunkan 5 orang berpakaian loreng. Baliho ini tampak diturunkan saat hari sudah gelap. TNI menyatakan itu adalah operasi bersama.
Dua orang pun memanjat tiang untuk menurunkan baliho ini. Tiga orang lainnya menarik kain baliho agar bisa dilepaskan dari bawah. Belum diketahui kapan dan di mana kejadian tersebut.
TNI menyatakan itu adalah operasi bersama. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad menjelaskan penurunan baliho ini tidak dilakukan TNI saja. Polisi dan Satpol PP, lanjutnya, juga ikut dalam kegiatan ini.
Pangdam Jaya: Kalau Perlu, Bubarkan Saja FPI!
Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman menegaskan semua pihak harus taat terhadap hukum yang ada di Indonesia. Bahkan, Dudung menyebut, apabila FPI tidak taat terhadap hukum, bisa dibubarkan.
"Begini, kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," kata Dudung.
Dudung menilai FPI berbuat sesuka hatinya. Dia menegaskan TNI akan melakukan tindakan ketika ada baliho yang melakukan ajakan untuk berbuat revolusi.
"Sekarang kok mereka (FPI) ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Saya katakan, itu perintah saya, dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam. Ya saya peringatkan dan saya tidak segan menindak dengan keras. Jangan coba mengganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat Islam, tidak semua, banyak umat Islam yang berkata berucap dan bertingkah laku baik," imbuh Dudung.
Pangdam Jaya: Jangan Coba Ganggu Persatuan di Jakarta, Saya Hajar!
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman berbicara soal persatuan dan kesatuan di Jakarta Raya sebagai wilayah komandonya. Mayjen Dudung bahkan berbicara keras bagi pengancam persatuan dan kesatuan.
Dudung memberi peringatan kepada FPI agar tidak menjadi pemecah persatuan.
"Ya saya peringatkan dan saya tidak segan menindak dengan keras. Jangan coba mengganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat Islam, tidak semua, banyak umat Islam yang berkata, berucap dan bertingkah laku baik," ujar Dudung.
Kemudian Mayjen Dudung berbicara soal prajurit TNI yang melakukan patroli di sekitar markas FPI dan kediaman Habib Rizieq di Petamburan. Mayjen Dudung mengatakan hal tersebut merupakan kegiatan rutin Garnisun.
"Saya sebagai Dankorgatap, satu wilayah DKI terdiri dari darat, udara, laut, kita rutin melaksanakan patroli untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan," tuturnya.
Mayjen Dudung kembali memberi peringatan. Kodam Jaya bahkan tak segan 'menghajar' siapa saja yang mengancam persatuan dan kesatuan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Sekali lagi saya sampaikan jangan mengganggu persatuan dan kesatuan yang ada di wilayah DKI Jakarta, saya panglimanya, jangan coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan yang ada di Jakarta. Kalau mencoba mengganggu akan saya hajar nanti!" tegas Mayjen Dudung.
Pangdam Jaya pun memastikan siap menerjunkan pasukannya untuk terus melakukan patroli, termasuk di wilayah Petamburan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan.
"Setelah ini nanti pasukan akan di-briefing siapa berbuat apa akan kita briefing dan setelah itu mereka akan kembali ke pasukan masing-masing, patroli sekitar saja dan kembali ke satuan," kata Pangdam Jaya.
Pangdam Jaya Ingatkan Habib Rizieq Jangan Merasa Mewakili Umat Islam
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memperingatkan jangan ada yang coba-coba mengganggu NKRI. Dudung menyebut Habib Rizieq jangan merasa mewakili umat Islam.
"Jangan coba mengganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa bahwa dia (HRS) mewakili umat Islam, tidak semua, banyak umat Islam yang berkata berucap dan bertingkah laku baik," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung kemudian mengatakan pencopotan baliho Habib Rizieq Syihab merupakan perintahnya. Dia menyebut baliho itu beberapa kali diturunkan namun dipasang lagi.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya. Karena berapa kali Pol PP menurunkan dinaikkan lagi. Perintah saya itu," sebut dia.
Indonesia, kata Dudung adalah negara hukum. Sehingga pemasangan baliho harus menaati hukum dan sesuai dengan aturan yang berlaku. (dtk)