DEMOKRASI.CO.ID - Bertepatan dengan hari ulang tahun ke 75 Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), sekelompok orang mendeklasarikan pengaktifan kembali partai politik itu di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11).
Sejumlah nama turut tergabung diantaranya, Mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, budayawan Ridwan Saidi, hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.
Merespons kembali lahirnya Partai Masyumi, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif’an berpendapat, semakin banyak partai yang lahir akan baik bagi keberlangsungan sistem multipartai di Indonesia.
Apalagi, kata Ali Rif’an, pemilihan umum tahun 2024 mendatang adalah pertarungan bagi politik lebih bebas karena tidak ada calon presiden petahana.
“Makin banyak partai berdiri makin bagus, di tengah sistem multipartai di Indonesia. Tahun ini sampai 2024 momentum orang buat partai baru, ” demikian pendapat politik Ali Rif’an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/11).
Meski demikian, Ali Rif’an mencatat, Partai Masyumi reborn harus benar-benar berdiri atas 3 faktor, diantaranya platform yang jelas, kekuatan figur dan segmen pemilih yang spesifik.
Menurut Ali Rif’an tanpa 3 faktor itu Partai Masyumi reborn akan susah menggaet suara masyarakat secara signifikan.
“Catatannya, partai baru harus berdiri atas 3 dasar; 1. ideologi atau plaform yang jelas; 2. figur yang kuat sebagai magnet elektoral; 3. segmen pemilih yang lebih spesifik,” demikian analisa mantan manajer riset Poltracking Indonesia ini.