DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menyambut langsung kepulangan Habib Rizieq pada 10 November mendatang.
Tidak hanya itu, Jokowi juga harus membentangkan karpet merah untuk kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
Dengan cara ini, akan menjadi langkah positif bagi Indonesia untuk membangun kehidupan kenegaraan yang kondusif.
Demikian disampaikan Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma kepada RMOL, Kamis (5/11/2020).
“Oleh karena itu, saya menyarankan agar Presiden Jokowi menyambut kepulangan Habib Rizieq dengan membentangkan karpet merah dan memberinya ruang yang luas untuk memimpin revolusi akhlak di negeri ini,” saran dia.
Menurutnya, kepulangan Rizieq itu menjadi berkah yang harus disyukuri Pemerintah Indonesia.
Terlepas dari apapun masalah yang menyebabkan Rizieq mengasingkan diri ke Arab Saudi.
“Sebab, apapun cerita buruk yang dihubung-hubungkan dengan Habib Rizieq selama ini, faktanya Habib Rizieq adalah salah satu putra terbaik Indonesia yang sudah seharusnya dihargai sebagai asset bangsa,” tegasnya.
Lieus menyebut, awalnya, Habib Rizieq dan keluarganya ke Arab Saudi pada April 2017 untuk melaksanakan ibadah Umroh.
Tapi, kata Lieus, ada rentetan peristiwa lain yang terjadi sebelumnya, yakni berupa teror yang mengancam jiwanya dan keluarganya.
“Seperti kata Ketua Presidium 212, Ustadz Ansufri ID Sambo, di antaranya adalah peristiwa penembakan oleh sniper yang menyasar ke rumah Habib.”
“Akibat teror itu, Ustadz Ansufri ID Sambo bahkan sempat mengadu ke Komnas HAM,” ujar Lieus.
Pada perkembangannya, kata Lieus Lagi, kepergian Habib Rizieq ke luar negeri itu kemudian dikait-kaitkan dengan macam-macam cerita buruk.
Habib Rizieq sendiri kemudian sempat diperiksa oleh polisi sebagai saksi kasus percakapan porno yang katanya melibatkan Firza Husein.
“Namun, apapun cerita buruk yang menimpa Habib Rizieq itu, adalah tidak pantas ulama dan imam besar FPI tersebut diperlakukan seperti itu,” tegasnya.