DEMOKRASI.CO.ID - Pencopotan baliho bergambar imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab di Jakarta oleh aparat TNI berlebihan.
Sebab pemasangan baliho berisi penyambutan Habib Rizieq dan peringatan Maulid Nabi bukan atas inisiasi sang ulama, melainkan ekspresi kekaguman masyarakat terhadap ulama.
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Fadli Zon pun mencontohkan euforia yang sama terjadi di daerah pemilihannya (Dapil) di Bogor, Jawa Barat. Di daerahnya, masyarakat sudah biasa memasang baliho berukuran raksasa guna menyambut ulama, termasuk dalam merayakan hari besar umat Islam.
"Dan di daerah saya tidak ada yang merasa terganggu. Bahkan baliho-baliho itu ukuran raksasa untuk penceramah Kiai, Habaib, Ajengan, atau Ulama. Ini ekspresi warga masyarakat spontan," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Fadli Zon di akun Twitternya, Jumat dini hari (21/11).
Pernyataan tersebut juga disampaikan Fadli membalas tulisan Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar. Menurut Musni Umar, baliho bergambar Habib Rizieq yang dipasang di sudut-sudut kota Jakarta merupakan inisiatif masyarakat.
"Mereka urunan dana untuk buat baliho. Mereka pasang dan jaga baliho. Pangdam Jaya tahu tupoksinya, saya duga beliau diperintah. Jangan terprovokasi, tetap sabar. Dialog dan rekonsiliasi solusi permanen," jelas Musni Umar. (RMOL)