DEMOKRASI.CO.ID - Kelahiran kembali Partai Majelis Syura Muslimin Indonesi (Masyumi) diprediksi tidak akan berhasil mengulang nama besarnya pada orde lama.
Demikian pendapat politik Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/11).
Menurut Dedi, dalam konteks dinamika politik Indonesia saat ini, tidak ada momentum kuat bagi sebuah partai menarik massa Muslim bergabung pada Partai politik tertentu, termasuk Partai Masyumi reborn.
“Tidak ada momentum kuat untuk menarik massa Muslim bergabung pada Parpol tertentu, sehingga jika Masyumi berhasil lahir kembali, tidak akan mengulang nama besarnya,” demikian kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/11).
Selain itu, Dedi menilai dengan lahirnya Partai Masyumi akan makin menyulitkan kelompok Islam politik bersatu. Alasannya, partai yang ideologinya berbasis Islam sudah ada dan berkembang.
Beberapa partai itu disebutkan Dedi seperti PKB, PPP, PKS dan PAN. Apalagi, dijelaskan Dedi, Amien Rais melahirkan partai baru bernama Partai Ummat.
“Terlebih, dengan adanya Partai Ummat yang dimotori Amien Rais, kemunculan Masyumi kembali hanya sebatas meramaikan iklim politik, tidak lebih. Dan ke depan, akan semakin sulit bagi Parpol, terutama dengan afiliasi spesifik, untuk mendapatkan porsi suara,” demikian analisa Dedi.