DEMOKRASI.CO.ID - Kasus penganiayaan yang dilakukan rombongan pengendara motor gede (moge) terhadap anggota TNI di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, pada Jumat (30/10/2020) lalu membuat warga yang tinggal di lokasi kejadian trauma.
Warga takut jika kejadian yang sama dialami rakyat biasa, tentu tidak akan seheboh sekarang. Dan pastinya, kasus akan menghilang.
Warga mengaku tidak menyangka konvoirombongan moge yang dulu dikagumi warga dan dinanti-nanti, kini berubah drastus jadi brutal dan seenak-enaknya di jalan. Sementara sejumlah ormas di Bukittinggi mendukung TNI, dan percaya pada Polri yang memproses para pelaku penganiayaan anggota TNI.
Rita Mardiosa warga Tarok Dipo mengatakan, dulu dia selalu menunggu kedatangan rombongan mogedi jalan karena motornya keren dan orangnya berwibawa.
“Dulu, ketika mereka ada di kota kecil Bukittinggi, mereka teratur dan rapi di jalan. Tapi akhir-akhir ini, saya lihat mereka itu kayak kurang sopan, seenaknya, apalagi pada kejadian kemarin saya rasanya sudah hilang simpati, kok bisa mereka bertindak begitu di sini, padahal mereka touring ke sini mestinya saling menghargai,” ujar Rita Mardiosa.
Senada dengan Rita Mardiosa, Liza warga Simpang Tarok menambahkan, akhir-akhir ini rombongan moge kelihatan brutal. Apalagi, mereka lebih berani menerobos lampu merah seenaknya seolah-olah raja jalanan.
“Nggak nyangka banget, soalnya selama ini moge benar-benar jadi kebanggaan karena keren, wibawa, apalagi gaya mereka dulu banyak diidolain. Cuman akhir-akhir ini, apalagi semenjak kejadian kemarin yang menganiaya intel Kodim, nggak nyangka banget, nggak kebayang kalau korbannya rakyat biasa,” tukasnya.