DEMOKRASI.CO.ID - Setelah gagal mendapatkan masa jabatannya yang kedua, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin berani mengambil berbagai langkah untuk melawan musuh.
Trump bahkan dikabarkan sempat meminta skenario penyerangan situs nuklir Iran yang akhirnya tidak ia lakukan.
Hal itu diungkap oleh seorang pejabat AS pada Senin (16/11), seperti dimuat The New York Times.
Dalam pertemuan di Oval Office pada Kamis (12/11), Trump meminta opsi penyerangan situs nuklir Iran kepada tim keamanan nasionalnya, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Lular Negeri Mike Pompeo, Menteri Pertahanan Christopher Miller, dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.
Meski begitu, para penasihat Trump membujuknya untuk tidak melanjutkan skenario tersebut karena risiko konflik yang berbahaya.
"Beliau meminta pilihan, mereka memberinya skenario, dan dia akhirnya memutuskan untuk tidak maju," kata pejabat itu.
Sejak menjabat sebagai presiden, Trump telah menerapkan kebijakan tekanan maksimum pada Iran. Ia mengeluarkan AS dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018, dan menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Teheran.
Pada awal tahun ini, Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan jenderal kawakan Iran, Qassem Soleimani di Bandara Baghdad yang memicu ketegangan dunia.(RMOL)