DEMOKRASI.CO.ID - Lebih dari separuh kandidat Muslim Amerika Serikat yang mencalonkan diri untuk jabatan publik dalam pemilihan umum tahun ini memenangkan kompetisi tersebut. Hal ini disampaikan trio kelompok advokasi Muslim, Jumat (6/11).
Council on American-Islamic Relations (CAIR), Jetpac, dan MPower Change mengatakan, 110 Muslim-Amerika mencalonkan diri untuk berbagai posisi di pemilihan kali ini. Sebanyak 57 diproyeksikan muncul sebagai pemenang setelah pemilihan umum 3 November lalu.
Para individu mencalonkan diri dalam kompetisi yang mencakup 24 negara bagian dan Washington DC. Jumlah kandidat Muslim dalam pemilu dinilai sebagai tertinggi yang bisa dilacak kelompok tersebut sejak 2016.
Dari 57 pemenang, tujuh di antaranya membuat sejarah sebagai Muslim pertama yang terpilih menduduki jabatan di negara masing-masing.
Direktur Jetpac Mohammed Missouri menyebut, meningkatkan representasi politik Muslim adalah bagian penting dalam usaha mengalahkan kebangkitan kekerasan Islamofobia di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
“Kondisi ini memaksa pejabat terpilih dan media memasukkan perspektif kami dalam narasi tentang perawatan kesehatan, ekonomi, sistem hukum kriminal, dan setiap masalah lainnya yang berdampak pada kehidupan Amerika,” kata dia dilansir di Anadolu Agency, Sabtu (7/11).
Secara keseluruhan, kelompok-kelompok advokasi ini melacak ada sekitar 170 kandidat yang mencalonkan diri. Termasuk di dalamnya mereka yang telah tersingkir dalam pemilihan pendahuluan dan tidak lolos ke pemilihan 3 November. Angka itu lebih tinggi dari sebelumnya pada 2018, yakni 134 kandidat Muslim-Amerika.
Jetpac, CAIR, dan MPower mengatakan mereka berencana mendistribusikan daftar lengkap kandidat pemilihan lokal, primer dan umum setelah hasil pemilihan umum disertifikasi.