DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah angkat bicara terkait kecaman yang dilontarkan Presiden Joko Widodo atas Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Menurutnya, kecaman orang nomor satu di Indonesia itu harus dieskalasi lebih jauh oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Dengan demikian, diharapkan Indonesia memiliki peran penting dalam perdebatan naratif tentang agama dan negara.
Demikian disampaikan mantan Wakil Ketua DPR RI itu melalui akun Twitter pribadinya, dikutip PojokSatu.id dari RMOL, Minggu (31/10/2020).
“Serta bagaimana menjawab semua pertanyaan dunia sekarang ini tentang Islam dan kebebasan,” cuitanya.
Menurut Fahri Hamzah, Indonesia saat ini merupakan negara yang bisa jadi solusi atas polemik ucapan Macron yang dinilai menghina Islam.
Sebab, Indonesia merupakan bangsa yang bisa bicara kepada dua komunitas dunia sekaligus.
“Kepada muslim karena kita bangsa muslim terbesar. Dan kepada barat karena kita negara demokrasi nomor 3 terbesar,” katanya.
“Kita perlu jubir kelas dunia di Menlu RI,” sambung Fahri.
Akan tatapi, agar Indonesia bis menjadi jurubicara Islam sekaligus demokrasi, harus memiliki kepercayaan yang tinggi.
“Kepercayaan diri karena kita paham keduanya secara mendalam dan kita tidak gamang menjadi keduanya. Itulah yang langka.”
“Rasanya kita perlu mulai harus punya kebanggaan,” tegasnya.
Kendati demikian, hematnya, Indonesia memiliki peluang menjadi negara yang disegani.
Syaratnya, bisa membawa perdebatan dunia dalam ranah yang intelek dan dewasa.
Untuk itu, dia berharap Indonesia bisa memiliki kepercayaan tinggi dari dunia.
Sehingga memimpi bersama menjadi kekuatan kelima dunia bisa terwujud.
“Semoga kepemimpinan Indonesia tak lama menjadi kenyataan. Menjadi kekuatan ke-5 dunia. Seperti mimpi kita bersama. Semoga!” tutupnya
Sebelumnya, Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan perwakilan ormas-ormas keagamaan, mengecam kekerasan di Paris dan Nice, Prancis.
Jokowi menyebut, penyataan Macron telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.
Kecaman itu disampaikan Jokowi melalui siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (31/10/2020).
“Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Perancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia,” tegasnya.
Jokowi menilai penyataan Macron itu bisa memecah belah persatuan antar umat beragama.
Semestinya, di tengah penanganan pandemi Covid-19 seperti ini, seluruh dunia bersatu.
Sementara, kebebasan berekspresi yang menciderasi kesucian dan kesakralan simbol agama, sama sekali tidak bisa dibenarkan.
“Harus dihentikan,” tegas Presiden.