logo
×

Jumat, 06 November 2020

Istri Macron Disandingkan Monyet, UAS Tidak Berani Komentar, Khawatir Mobil Esemka Diboikot Prancis

Istri Macron Disandingkan Monyet, UAS Tidak Berani Komentar, Khawatir Mobil Esemka Diboikot Prancis

DEMOKRASI.CO.ID - Sikap Presiden Perancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam memicu pertentangan di seluruh penjuru dunia.

Aksi protes hingga balas pun dilontarkan sejumlah pihak atas sikap Macron yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

Balasan itu seperti yang dilakukan oleh Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang membalas sikap intoleran Macron terhadap umat muslim.

Jair Bolsonaro menyandingkan potret istri dari Macron, yakni Brigitte Macron dengan potret monyet.

Potret tersebut pun beredar luas hingga viral di media sosial.

Potret kontroversial tersebut pun ditanggapi banyak pihak, termasuk Ustaz Abdul Somad.

Hal tersebut terlihat dalam sebuah video yang diunggah oleh akun instagram @fuadbakh; pada Rabu (4/11/2020).

Dalam video tersebut Ustaz Abdul Somad mengungkapkan kemarahan Macron atas potret istrinya yang disandingkan dengan monyet.

Walau begitu, lanjutnya, hal tersebut dibantah oleh Jair Bolsonaro.

Jair Bolsonaro disampaikan Ustaz Abdul Somad menegaskan potret tersebut merupakan salah satu bentuk kebebasan berpendapat.

Sehingga ditegaskannya Marcom tidak boleh marah.

“Datang Perdana Menteri Brazil (Presiden Brazil) Disandingkannya gambar (potret) Bini Marcom sama monyet. Mengamuk si Macron!,” ungkap Ustaz Abdul Somad.

“Kata si Perdana Menteri Brazil, ‘Inilah kebebasan berekspresi itu!’. Apa maksudnya? Berekspresi untuk Nabi kalian boleh, tapi berekspresi untuk bini dia tak boleh,” tambahnya.

“Ini orang otaknya sakit,” ujar Ustaz Abdul Somad.

Atas penghinaan tersebut, Ustaz Abdul Somad kemudian bertanya kepada jemaah yang ada dihadapannya.

Ustaz Abdul Somad mempertanyakan soal pemboikotan seluruh produk asal Perancis di Indonesia.

“Berani bapak-ibu memboikot produk Perancis?,” tanya Ustaz Abdul Somad.

“Berani,” balas jamaah.

Namun, jawaban lantang para jemaah justru disambut Ustaz Abdul Somad dengan sebaliknya.

Ustaz Abdul Somad mengaku tidak berani memboikot produk Perancis.

“Saya tak berani!,” ungkap Ustaz Abdul Somad.

Dirinya beralasan apabila dirinya memboikot produk Perancis, Pemerintah Perancis juga akan memboikot mobil Esemka yang merupakan produk Indonesia.

“Kalau kita boikot produk Perancis, nanti diboikotnya mobil Esemka kita, gimana?,” tanya Ustaz Abdul Somad.

Mendengar pernyataan Ustaz Abdul Somad, jemaah spontan tertawa.

Mereka terdengar tertawa terbahak-bahak mendengar sarkas Ustaz Abdul Somad.

Apalagi, dalam video tersebut ekspresi Ustaz Abdul Somad terlihat serius.

Dahinya bahkan mengernyit ketika mengulang kembali pernyataannya kembali.

Namun, sesaat memasang wajah seius, tawa Ustaz Abdul Somad terlihat pecah.

Dirinya tersenyum lebar dan terbahak menanggapi tawa jemaah yang ada di hadapannya.

“Kenapa kalian ketawa?,” tanya Ustaz Abdul Somad.

“Saya serius,” ujarnya lagi.

Walau Ustaz Abdul Somad mengaku serius menyampaikan kekhawatiran tersebut, jemaah masih terus tertawa.

Besar dugaan mereka memahami sindiran yang dilontarkan Ustaz Abdul Somad kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang menggagas mobil Esemka.

Selain itu, dalam sejumlah kesempatan, Jokowi menyebut mobil Esemka telah diproduksi dan siap diekspor ke pasar Eropa.

“Dibalasnya nanti, sementara mobil kita dalam perjalanan mau dipasarkan di Uni Eropa,” ungkap Ustaz Abdul Somad.

“Astagfirullah hal adzim,” tambahnya dibalas tawa riauh jemaah.

“Inilah jemaah, awak (saya) serius malah ketawa,” ungkap Ustaz Abdul Somad diakhir tayangan.

Lihat postingan ini di Instagram

. Barakallahufiikum @ustadzabdulsomad_official IG: @fuadbakh #fuadbakh . Perancis mengumpulkan 400 ulama dan memenggal kepala mereka di tengah penjajahan mereka atas Chad tahun 1917 (Chad - Mahmud Syakir halaman 73) Ketika Perancis memasuki kota Aghwat di Al Jazair tahun 1852, mereka membakar sepertiga penduduk kota itu dengan api dalam satu malam. Perancis telah melakukan 17 uji coba nuklir di Al Jazair mulai dari tahun 1960-1966 yg mengakibatkan jatuhnya korban dengan jumlah sekitar 27 ribu sampai 100 ribu orang. Ketika Perancis hengkang dari Al Jazair tahun 1962, mereka telah menanam sejumlah ranjau yg lebih banyak daripada jumlah semua penduduk Al Jazair pada waktu itu, yakni sebanyak 11 juta ranjau. Perancis menjajah Al Jazair selama 132 tahun, mereka telah membunuh 1 juta muslim pada tujuh tahun pertama setelah kedatangan mereka dan telah melenyapkan 1,5 juta pada tujuh tahun terakhir sebelum mereka hengkang. Jack Jourkey, sejarawan Perancis memperkirakan bahwa total orang yg dibunuh oleh Perancis di Al Jazair sejak kedatangannya tahun 1830 sampai hengkangnya tahun 1962 adalah 10 juta muslim. Perancis menjajah Tunisia selama 75 tahun, Al Jazair selama 132 tahun, Maroko selama 44 tahun, Mauritania selama 60 tahun dan Senegal (berpenduduk 95% muslim) selama 3 abad. Kini, Perancis adalah negara dengan tingkat Islamophobia yg tinggi. Kadang saya berfirasat bahwa takutnya Perancis kepada Islam diawali dari rasa takut atas perbuatannya sendiri. Mereka takut umat Islam akan membalas kekejaman mereka. Lalu, 'play victim'-lah mereka. . Satu pertanyaan saja, atas kekejian dan kebiadaban yg telah mereka perbuat, adakah yg menyebut Perancis adalah teroris? sumber : Azzam Mujahid Izzulhaq

Sebuah kiriman dibagikan oleh fuadbakh (@fuadbakh) pada


Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: