logo
×

Kamis, 12 November 2020

Gawat! Ustad Maaher Ancam Kepung Rumah Nikita Mirzani, Kerahkan 800 Laskar

Gawat! Ustad Maaher Ancam Kepung Rumah Nikita Mirzani, Kerahkan 800 Laskar

DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan Nikita Mirzani yang menyebut Habib Rizieq Shihab atau HRS sebagai habib penjual obat berbuntut panjang.

Penceramah Ustadz Maaher At-Thuwailibi meminta Nikita Mirzani segera menyampaikan permintaan maaf di depan publik.

Ia menyebut Nikita harus menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf karena telah menghina HRS.

“Saya Maaher At-Thuwailibi mengimbau kepada saudari Nikita Mirzani yang telah menghina, menyudutkan, merendahkan imam besar kami, Alhabib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab dengan sebutan tukang obat,” ucap Ustad Maaher dalam video yang dibagikan di akun Twitter pribadinya, @ustadzmaaher_, Kamis (12/11/2020).

Maaher menyebut Nikita Mirzani tidak layak menghina HRS, karena Imam Besar FPI itu merupakan cucu Nabi Muhammad SAW.

“Tidak layak seorang muslim dan muslimah, apalagi yang mengaku beriman kepada Allah dan rasul-Nya menghina seorang ulama. Apalagi beliau adalah cucu di antara cucu-cucu baginda Rasulullah SAW,” katanya.

“Kalau kita tidak bisa menjadi orang soleh, setidaknya jangan memusuhi orang-orang soleh,” sambung Maher.

Maaher mengancam akan mengerahkan 800 Laskar Pembela Ulama untuk mengepung rumah Nikita Mirzani jika tak segera minta maaf.

“Kepadami hei bab! betina l0nt3 penjual selangkangan saya himbau 1×24 jam kau tidak melakukan klarifikasi dan permintaan maaf di depan publik secara terbuka, saya Maaher At-Thuwailibi beserta 800 Laskar Pembela Ulama akan mengepung rumahmu,” tegas Maher.

Maaher mengatakan dia bersama Laskar Pembela Ulama rela mengucurkan darah demi membela cucu Nabi Muhammad SAW.

“Saya serius, saya tidak main-main, kita lihat apa yang akan terjadi. Darah kami, kami kucurkan untuk membela kehormatan cucu Rasululllah SAW,” pungkas Maaher.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: