logo
×

Rabu, 25 November 2020

Fadli Zon Sentil Dudung: Saya Pikir Copot 900 Senjata dari Separatis, Rupanya Copot Baliho

Fadli Zon Sentil Dudung: Saya Pikir Copot 900 Senjata dari Separatis, Rupanya Copot Baliho

DEMOKRASI.CO.ID - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan langkah Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dilibatkan dalam penurunan baliho Habib Rizieq Shihab (HRS) di sejumlah daerah.

“Kita sangat prihatin, TNI kita yang kita banggakan itu ahirnya ikut campur dalam satu urusan yang seharusnya bisa diselesaikan oleh satpol PP,” ujar Fadli Zon dikutip chanel YouTubenya, Selasa (24/11).

Apalagi Pangdam Jaya Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan dengan semangatnya, bahwa sudah sebanyak 900 baliho Habib Rizieq telah dicopot oleh TNI.

Fadli Zon mengatakan, TNI seharusnya bangga apabila telah merampas 900 pucuk senjata dari teroris di Papua. Bukan malah bangga dengan pencopotan 900 baliho HRS.

“Diumumkan sudah 900 baliho yang diturunkan. Saya pikir 900 pucuk senjata yang diampil dari pasukan seperatis di ujung timur Indonesia, tapi menurunkan baliho sampai diumumkan 900 baliho,” kata Fadli Zon.

Dia mengatakan, baliho bukan ancaman bagi stabilitas negara. Apalagi baliho HRS mengandung ajakan postif. Seperti revolusi akhlak, hingga pencegahan covid-19.

“Ini sangat memprihatinkan, karena baliho bukanlah sebuah ancaman dan di mana-mana juga biasa, apalagi seruannya postitif, menyampaikan dirgahayu RI, ada juga menyampaikan pesan untuk tetap waspada terhadap pandemi covid,’ ujar anggota Komisi I DPR RI ini.

Selain itu, Fadli juga menyoroti penyemprotan disinfektan oleh sebuah mobil yang tertulis di badannya itu Gegana di Petamburan yang merupakan markas FPI. Padahal penyemprotan semacam itu tidak dibenarkan oleh badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO).

“Penyemprotan disenfektan semacam itu mungkin niatnya baik, tapi kita tahu, bahwa itu bukan satu standar yang diakui oleh badan kesehatan dunia atau WHO,” tegas Fadli Zon.

Dia juga sangat menyangkan mobil dinas TNI yang dianggap menakut-nakuti warga Petamburan.

“Kita juga sangat menyayangkan ada kendaraan dinas militer, melewati petamburan dan berhenti di depan sebuah gank di mana ada markas DPP FPI, kemudian meraungkan sirine di sana,” katanya.

“Tentu saja masyarakat sipil bukanlah lawan militer. Tentara kita yang gagah perkasa itu mempunyai senjata dan lawannya bukanlah masyarakat, apalagi ini adalah seorang ulama, janganlah kebencian terhadap seseorang membuat kita jadi tidak adil,” ungkap Fadli Zon.

Fadli mengimbau kepada TNI agar bekerja dengan tugas pokok dan fungsi yang berlaku sesuai undang-undang TNI.

“Jadi saya menghimbau, bahwa hentikanlah upaya-upaya menakut-nakuti masyarakat menukti rakyat dengan cara seperti ini. Militer kita mempunyai tupoksi yang sudah diatur di dalam UU TNI,” pungkasnya. []

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: