DEMOKRASI.CO.ID - Seorang penumpang pesawat bernama Sandi Satri (29) melakukan percobaan bunuh diri di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (16/11/2020).
Percobaan bunuh diri yang dilakukan Sandi, yakni menyayat lehernya dengan pecahan kaca. Ia ditemukan petugas Angkasa Pura dalam kondisi sudah bersimbah darah di area loading dock Bandara Hasanuddin.
Kapolsek Bandara Sultan Hasanuddin Iptu Asep Widianto. FOTO/IST. |
“Akibat sayatan kaca tersebut, korban mengalami luka sayat sepanjang 15 centimeter di lehernya,” kata Kapolsek Bandara Sultan Hasanuddin Iptu Asep Widianto.
Asep mengatakan, korban adalah seorang penumpang pesawat Lion Air yang berangkat dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Sulsel pada Minggu (15/11/2020).
“Tiba pada tanggal 15 Siang, itu saat hujan lebat. Korban bermalam di Bandara Hasanuddin,” ujar Kapolsek Asep.
Asep mengatakan, korban tersebut semestinya akan melanjutkan penerbangan dari Bandara Sultan Hasanuddin ke Timika, Provinsi Papua sebagai tujuan perantauannya.
Hanya saja, diduga korban tidak lagi memiliki biaya perjalanan ke Timika. Sehingga, diduga korban mengalami depresi.
“Karena kemungkinan korban tidak ada biaya, sehingga depresi dan korban (mencoba) bunuh diri,” kata Asep.
Asep menjelaskan, jika sebenarnya korban tidak sendiri hendak merantau ke Timika. Melainkan bersama, enam rekannya. Namun, mereka sudah berangkat lebih dulu ke Mimika.
Diketahui, Sandi Satri merupakan warga asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Ia berusaha mencari peruntungan sehingga ingin merantau ke Timika. Ia sendiri sehari-hari bekerja sebagai nelayan di kampungnya.
Atas insiden percobaan bunuh diri itu, Sandi dirawat di RS RS Dodi Sardjoto.
Diberitakan sebelumnya, Sandi Satri mencoba melakukan percobaan bunuh diri di area loading dock Bandara Hasanuddin.
Saat ditemukan petugas Angkasa Pura Bandara Hasanuddin, korban sudah dalam kondisi berdarah-darah.
Melihat peristiwa percobaan bunuh diri itu, petugas bergerak cepat berkoordinasi dengan pihak kantor kesehatan pelabuhan bandara (KKP).
Setelah itu, pihak KKP membawa korban ke rumah sakit terdekat. Korban dibawa menggunakan mobil ambulans untuk mendapatkan perawatan.