logo
×

Sabtu, 07 November 2020

Disebut Masyumi Reborn Emoh Tampung PA 212, PKS: Itu Tidak Benar

Disebut Masyumi Reborn Emoh Tampung PA 212, PKS: Itu Tidak Benar

DEMOKRASI.CO.ID - Dalam pidato deklarasi Masyumi, KH Ahmad Cholil Ridwan menyebut PKS tidak mau menampung massa PA 212 dan eks PBB ke dalam partainya. Penolakan PKS melatarbelakangi berdirinya Masyumi Reborn. PKS menepis keterangan Cholil Ridwan.

“Prinsipnya, tidak benar kalau kami dikatakan tidak siap menampung. Kesimpulan itu saya kira tidak tepat, kesimpulan yang mengatakan kami tidak bersedia menampung massa umat Islam yang ada di PA 212,” kata politikus PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) saat dimintai klarifikasi detikcom, Sabtu (7/11/2020).

HNW membenarkan keterangan Cholil Ridwan bahwa dirinya sempat menjenguk Cholil Ridwan di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, seusai Pemilu 2019. Saat itu, dia berkunjung tidak atas nama partai. HNW adalah Wakil Ketua Majelis Syuro PKS pada saat itu, namun yang punya kewenangan soal partai adalah Ketua Majelis Syuro dan Presiden PKS.

Dia menyayangkan narasi penolakan dari PKS yang tidak benar itu menjadi latar belakang berdirinya Masyumi. Kesimpulan Cholil Ridwan dinilainya melompat tanpa tindak lanjut terlebih dahulu.

“Prinsipnya, mestinya itu (narasi penolakan PKS terhadap massa 212 dan eks PBB) tidak dijadikan alasan untuk mendeklarasikan Partai Masyumi, karena nggak nyambung,” kata HNW.

HNW menyatakan PKS tidak menolak massa PA 212. Buktinya, banyak calon anggota legislatif PKS pada Pemilu 2019 berasal dari PA 212 atau FPI.

“Jadi kesimpulan beliau (Cholil Ridwan) agak melompat. Sayang, beliau tidak mengontak saya untuk menanyakan hasilnya (apakah bersedia menampung PA 212 dan eks-PBB atau tidak),” kata dia.

Tonton juga video ‘Jaksa Kembalikan Berkas Perkara Petinggi KAMI ke Polri’:

Berikutnya, alasan HNW berpikir lama mengenai usulan Cholil Ridwan:

Masalah keanggotaan PKS dijelaskannya sesuai dengan UU Partai Politik. PKS tidak boleh menolak prinsip keanggotaan terbuka. Namun, untuk masuk partai, seseorang harus melewati mekanisme formal. HNW juga mengklarifikasi penilaian Cholil Ridwan bahwa dirinya berpikir lama untuk menampung PA 212 dan eks PBB.

“Kalau saya disebut berpikir lama, saya berpikir itu karena Ustaz Cholil Ridwan ini apakah secara resmi memang mempunyai legitimasi mewakili beliau-beliau. Kan beliau bukan pengurus PBB, beliau juga bukan pengurus PA 212. Saya berpikir lama karena memosisikan beliau dan usulannya itu bagaimana, begitu lho,” kata HNW.

Terlepas dari perkataan Cholil Ridwan, PKS berharap Masyumi bisa menjadi teman dalam kerangka ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam). PKS ingin Masyumi kelak bisa ikut mengawal demokrasi di Indonesia.

“Kalau sekarang, mereka jadi partai saja belum karena baru dalam proses. Mudah-mudahan lancar semua menuju 2024,” kata HNW.

Sebelumnya, Cholil Nafis menyampaikan pidato yang menyinggung PKS, khususnya HNW. Pidato itu dia sampaikan setelah mendeklarasikan Masyumi, partai yang bubar pada era Presiden Sukarno.

“Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit, ngobrol 2 jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB, beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar. Maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB,” kata Cholil di aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, tadi.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: