DEMOKRASI.CO.ID - Warganet dihebohkan dengan unggahan foto setruk belanja di resort di kawasan Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau.
Di unggahan tersebut terlihat harga nasi goreng Rp 355.999 per porsi. Sementara harga mie goreng Rp 321.000 per porsi dan F7B delivery seharga Rp 130.000.
Sementara harga iced tea Rp 98.000 per gelas.
Pelanggan memesan tujuh ice tea, tujuh porsi nasi goreng dan seporsi mi goreng sehingga total yang harus dibayar mencapai Rp 3,6 juta.
Walaupun pembelian itu sudah terjadi empat tahun lalu, unggahan setruk itu viral di media sosial dan warganet menilai harga nasi goreng terlalu mahal dan tidak masuk akal.
Menanggapi hal tesebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Wan Rudi mengatakan bisa memahami perasaan pelanggan yang membayar tagihan saat berkunjung ke kawasan Lagoi.
Ia mengatakan harga mahal di Lagoi adalah sesuatu yang wajar karena wilayah tersebut adalah kawasan berstandar internasional.
Menurutnya, jika orang Kepri yang berkunjung, mereka akan memilih makan di pujasera.
“Jadi ya biasa saja. Kalau kamu yang orang Kepri ke sana, biasanya menginap saja di resort tersebut, makannya kami lari ke pujasera dekat dormitory pekerja, tepatnya dekat kampong oleh-oleh,” kata Wan Rudi saat dihubungi, Sabtu (31/10/2020).
Wan Rudi mengatakan pengunjung yang ingin memesan makanan di restoran yang ada di kawasan Lagoi, seharusnya melihat daftar harga yang tertera di menu.
“Saya rasa pengunjungnya tidak melihat harga itu, makanya kaget saat membayarnya. Seperti saya katakan tadi, jika ingin murah, ya makannya jangan di restoran tersebut, tetapi pergi ke kampung oleh-oleh dekat kawasan dormitory yang ada di kawasan Lagoi tersebut,” kata Wan Rudy.
Wan Rudi mengatakan, pengunjung di kawasan Lagoi sebagian besar dikunjungi oleh wisatawan asing.
Namun selama pandemi Covid-19, sejumlah resort di Lagoi memberikan potongan harga hingga 50 persen untuk fasilitas kamar.
Namun potongan harga tersebut tidak berlaku untuk menu makanan yang dijual di restoran yang ada di sejumlah resort tersebut.
“Kawasan Lagoi ini biasanya dikunjugi orang asing. Namun karena pandemi corona ini, makanya diberikan potongan harga hingga 50 persen untuk kamar. Namun tidak termasuk makanan di restoran,” kata Wan Rudy.