DEMOKRASI.CO.ID - Ustaz Abdul Somad (UAS) membicarakan banyak hal seputar Habib Rizieq Syihab dan juga dorongan untuk masuk dunia politik.
Mengawali pertanyaan Karni Ilyas, Ustaz Abdul Somad mengaku sejak pagi buta pergi dari Palembang menggunakan pesawat menuju Kota Jakarta untuk menuju Pesantren Habib Rizieq Shihab di Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11).
UAS mengungkapkan kisahnya di perjalanan.
Pada awalnya, UAS menggunakan mobil dari Jakarta menuju Bogor. Namun karena jalanan mulai padat, ia beralih menggunakan sepeda motor. Namun karena padatnya situasi di sekitar lokasi, akhirnya ia memilih untuk berjalan kaki menuju Megamendung.
UAS dalam perjalanan, ia menyaksikan banyak ibu-ibu menggendong anaknya berupaya untuk menuju lokasi pesantren milik Habib Rizieq itu.
"Dengan tertatih-tatih sang ibu itu beristirahat beberapa saat dan kemudian melanjutkan perjalanannya," terang UAS Dalam tayangan video pada Kanal Karni Ilyas Club, Minggu (15/11) seperti diberitakan Kantor Berita RMOLBanten.
"Bang Karni, perlu diketahui jalan menuju Megamendung itu berkelok-kelok dan cenderung menanjak. Tapi Ibu itu terus melangkah ke lokasi. Padahal mungkin saja di lokasi ibu itu tak bisa melihat Habib Rizieq dari dekat," sambung UAS.
Ibu itu tetap bersemangat untuk bertemu Habib Rizieq dengan berjalan kaki. Padahal tak ada pembagian sembako, tak ada pembagian uang, dan bahkan tak ada makanan untuk dibagikan.
UAS menjelaskan, umat Islam senantiasa diajarkan integritas, kejujuran tentang keadilan dan cara bersikap kepada penguasaa. Namun dalam realita mereka kerap dihadapkan dengan perilaku hipokrit.
Ketika mereka melihat sosok Habib Rizieq, maka mereka menggantungkan harapannya kepada Beliau.
"Jadi tak mengherankan jika ada yang bilang di Airport saat itu beliau dijemput 3 juta orang," ungkapnya.
"Satu sisi orang melihatnya sebagai ulama, satu sisi pejuang keadilan, satu sisi sebagai orang tertindas dan teraniaya, tapi ada satu sisi lainnya sebagai keturunan Rasulullah SAW," kata UAS.
Ketika ditanya persamaan UAS dengan Habib Rizieq, ia menjawab, justru banyak perbedaannya ketimbang persamaannya.
"Kalau dilihat dari berbagai aspek sebenarnya banyak perbedaan. Misalnya dari sisi usia, saya kelahiran 77 beliau 65. perbedaannya 12 tahun. Saya dari (kuliah S1) Mesir. beliau di Ibnu Saud Riyadh. Mesir lebih terbuka, di Riyadh satu mazhab saja. Kemudian dari segi nasab, saya orang biasa, beliu habib, keturunan Nabi muhammad SAW," ungkapnya.
Tapi kemudian ada, lanjut dia, ada titik persamaan.
"Saya senang dengan gerakan amar makruf nahi munkar. Banyaknya di kita amar makruf, tapi saat nahi munkar diam. Sedangkan beliau berani melakukan kedua-duanya. Saya sudah senang sama beliau sebelum tahun 2017," ungkapnya.
"Keberaniaannya menantang. Saya sangat senang," demikian Ustaz Abdul Somad.
(RMOL)