logo
×

Minggu, 29 November 2020

Andi Arief Khawatir Ucapan Jokowi Bisa Berdampak 'Mengerikan' bagi Demokrasi Indonesia

Andi Arief Khawatir Ucapan Jokowi Bisa Berdampak 'Mengerikan' bagi Demokrasi Indonesia

DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat suara soal tindakan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman yang menurunkan baliho Habib Rizieq Shihab.

Presiden Jokowi mengapresiasi ketegasan Pangdam Jaya karena sesuai dengan instruksinya untuk mencopot baliho yang melanggar aturan.

Namun, pernyataan Presiden Jokowi ditanggapi negatif oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief. Bahkan, ia menyebut ucapan Jokowi 'mengerikan'.

"Melihat wawancara Pak Jokowi di Metro TV cukup mengerikan bagi demokrasi," kata Andi Arief melalui akun Twitter miliknya, Sabtu, 28 November 2020.

Sebagaimana dikabarkan PikiranRakyat-Bekasi.com dalam artikel "Jokowi Apresiasi Ketegasan Pangdam Jaya Copot Baliho, Andi Arief: Cukup Mengerikan Bagi Demokrasi", ucapanan Jokowi membenarkan dugaan publik kalau Presiden punya andil dalam aksi itu.

"Membenarkan banyak pihak bahwa ada perintah Presiden pada TNI untuk menurunkan baliho dan mengejar HRS," kata Andi Arief.

Selain itu, Andi Arief juga mengatakan bahwa pernyataan Jokowi itu bisa membuat publik menilai bahwa Jokowi menggunakan TNI untuk kepentingan pribadi.

"Publik membacanya, demi kepentingan pribadi Presiden Jokowi bisa gunakan TNI," kata Andi Arief.

Sebelumnya, Pangdam Jaya memerintahkan seluruh jajarannya untuk menurunkan semua baliho-baliho Habib Rizieq Shihab.

Menurutnya, baliho-baliho tersebut telah melanggar aturan, dan telah beberapa kali diturunkan oleh Satpol PP, tapi lagi-lagi kembali dipasang oleh para pendukung Habib Rizieq.

Bahkan, Pangdam Jaya dengan tegas mengusulkan agar FPI dibubarkan saja, jika terus berbuat seenaknya dengan melanggar aturan, dan selalu merasa yang paling benar.***

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: