DEMOKRASI.CO.ID - Politisi PDI-Perjuangan Nyoman Parta menyorti kinerja Erick Thohir selaku Ketua Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pasalnya, semenjak bos club sepak bola Inter Milan itu dilantik menjadi orang nomor satu di BUMN, hingga sekarang belum ada hasil kinerjanya kelihatan.
“Apa yang menjadi roadmap pak Erick juga tidak terlihat nyata,” kata Patra dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/10/2020).
Ia menilai, apa yang disampaikan oleh orang nomor satu di BUMN itu hanya gembar gembor wacana terkait dengan kemajuan Perusahaan plat merah tersebut.
Sebab, kata anggota Komisi VI DPR RI itu, masih banyak persoalan yang belum ia bisa benahi di dalam tubuh BUMN
“Sebut saja Jiwasraya yang publik semua tahu bahwa BUMN asuransi itu goyang gegara korupsi,” ucapnya.
“Pak Erick kan sering gembar gembor soal bisnis model di BUMN tapi kenyataannya publik di kagetkan bahwa banyak BUMN yang tidak perform,” lanjutnya.
Tak hanya itu, belakang ini juga terjadi di salah satu anak perusahaan BUMN yaitu maskapai Garuda yang merumahkan ratusan karyawan.
Hal tersebut, perlu dipertanyakan langsung kepada Erik Thohir mana kinerjanya dalam membangun perusahaan negara itu.
“Terbaru sekarang maskapai Garuda yang merumahkan ratusan karyawannya. Pertanyaannya mana langkah konkret pak Erick, mana roadmap yang di peragakan di depan publik itu?” tandasnya.
Terakhir, Parta meminta agar BUMN mulai memikirkan konsep energi ramah lingkungan dengan memaksimalkan BUMN-BUMN yang concern terkait persoalan energi.
Menurutnya, energi ramah lingkungan mesti terus di dorong untuk menekan inefisiensi yang terjadi selama ini dikarenakan penggunaan energi berbasis fosil.
“(Misalnya) Ketika besarnya subsidi yang disediakan Negara dalam menggerakan kelistrikan di tanah air karena besarnya biaya yang banyak menggunakan energi fosil, yang operasionalnnya jadi mahal,
Oleh karena itu, tambah anak buah Megawati Soekarnoputri itu, Menteri perlu fokus untuk segera mewujudkan dan memperluas pogram Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Ia mengatakan, bahwa EBT ini sumber materialnya ada didalam negeri dan murah.
“Jadi untuk apa bertahan dengan energi fosil yang mahal. Cuma kalau mau mendorong EBT syaratnya memang Menteri harus fokus,” pungkas Patra.