DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjenguk para demonstran yang diamankan di Mapolrestabes Semarang. Ada pelajar juga yang diamankan dan mengaku tidak paham untuk apa mereka ikut demo yang berujung ricuh itu.
Ganjar datang ke Mapolrestabes Semarang sekitar pukul 22.00 WIB, Rabu (8/10) malam kemarin. Beberapa orang yang diamankan lesehan di lantai dan halaman belakang menunggu diperiksa. Ganjar menghampiri dan berbincang dengan mereka.
Ia bertanya kepada seorang pemuda yang duduk di halaman belakang dan ternyata masih pelajar. Pemuda lain di sekitarnya ternyata juga masih SMK dan SMA.
“Saya masih SMK, Pak,” ujar seorang pemuda saat ditanya Ganjar di Maporestabes Semarang, Rabu (7/10/2020) malam.
“Bangun tidur, di rumah sepi lihat handphone status pada ramai demo terus ikut. Gak tahu demo apa. Tahunya demo RUU, gak tahu isinya apa,” ujarnya.
Semua pelajar yang ditanya Ganjar mengaku tidak tahu dengan isi UU yang mereka tentang dalam demo. Bahkan ada yang mengaku hanya ikut-ikutan saja karena melihat ada demo.
“Saya habis UTS melipir ndilalah saja pak. UTS-nya dari rumah,” ujar siswa lainnya.
Ganjar kemudian beranjak dan menanyai pendemo yang ternyata buruh. Mereka tidak menyangka unjuk rasa menjadi keributan. Selain itu buruh tersebut juga baru tahu isi UU Cipta Kerja dari kiriman rekan-rekannya.
“Ya saya hanya baca dari share-share-an teman,” kata salah satu buruh.
Ganjar juga sempat berbincang dengan buruh soal kondisi ketenagakerjaan karena ada yang terdampak pandemi sehingga pendapatan berkurang.
Usai menjenguk para pendemo, Ganjar mengatakan cukup menyayangkan banyak anak-anak SMA dan SMK yang hanya ikut-ikutan dalam aksi unjuk rasa berujung ricuh di Jalan Pahlawan Semarang. Bahkan Ganjar mendapat informasi mereka ada pemberitahuan via whastapp grup sehingga datang.
“Anak-anak rupanya dapat pesan dari WA grup, pesan berantai, dia terpancing, sayang, lah. Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar, karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggungjawab Provinsi, sehingga kalau anak-anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas,” kata Ganjar.
“Maka saya sampaikan dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tak setuju coba komunikasi. Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya judicial review aja, kan semuanya jadi tertib. Kalau kemudian merusak dan kemudian memancing dan ada anak2 saya anak SMA kan kasihan,” ujarnya.
Sementara itu Kapolrestabes Semarang, Kombes Auliansyah Lubis mengatakan sebelumnya diperkirakan ada 100 orang yang diamankan, ternyata sudah ada sekitar 200 orang. Mereka menjalani pemeriksaan.
“Yang diamankan sekitar 200 orang,” katanya.
Pemeriksaan dilakukan kepada pendemo yang ada di lapangan dan nanti diruntut siapa dalang dari kerusuhan. Untuk siswa dibawa umur yang iut demo akan diberlakukan sesuai aturan.
“Sedang pemeriksaan, mulai dari yang di lapangan, meningkat berikutnya, sampai sehingga tahu siapa dalangnya. Kita belum bisa bilang dari unsur siapa saja yang diamankan. Ada aturan mainnya kalau untuk anak di bawah umur,” jelas Aulia.
Untuk diketahui, unjuk rasa menuntut pencabutan UU Cipta Kerja digelar di depan halaman kantor DPRD dan kantor Gubernur Jateng yang masih satu komplek di Jalan Pahlawan Semarang hari Rabu (7/10) kemarin.
Unjuk rasa diwarnai aksi merubuhkan pagar dan pelemparan ke arah petugas. Massa yang sudah tidak bisa ditertibkan kemudian dibubarkan menggunakan water cannon dan gas air mata. Beberapa fasilitas umum rusak akibat demo itu dan banyak orang diamankan dengan diangkut truk polisi.