logo
×

Jumat, 30 Oktober 2020

Hinca Demokrat ke Megawati: Demo Mereka Adalah Sirine buat Penguasa, Sejak Dulu Sudah Ada Bu

Hinca Demokrat ke Megawati: Demo Mereka Adalah Sirine buat Penguasa, Sejak Dulu Sudah Ada Bu

 


DEMOKRASI.CO.ID - Sindiran dan kritik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada para pemuda dan kaum milenial menuai banyak respon.

Salah satunya datang dati politikus Partai Demokrat Hinca Pandjaitan.

Mantan sekjen partai berlambang bintang mercy ini mengingatkan bahwa demo yang dilakukan para milenial itu merupakan sirine bagi pemimpinnya.

Pernyataan itu disampaikan Hinca melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (29/10/2020), sebagaimana dikutip PojokSatu.id.

“Demo yang mereka lakukan adalah sirine buat pemimpinnya, itu sejak dulu sudah ada bu,” tulis Hinca.

Menurutnya, tak ada hal yang patut dipertanyakan soal prestasi yang sudah ditorehkan kaum milenial.

“Untuk prestasi lainnya, mengapa ibu harus bertanya? Bukankah sejak dulu, ragam prestasi dunia ditorehkan milenial kita?” sambung dia.

“Apa ibu belum tahu? Berikut saya sertakan prestasi terbaru anak bangsa kita,”

Untuk membuktikan itu, politisi asal Sumatera Utara ini menyertakan sejumlah tangkapan layar pemberitaan deretan prestasi yang ditorehkan kaum milenial.

Sejumlah judul pemberitaan itu antara lain:

“Mahasiswa UGM Sabet Gelar Juara Di Kompetisi Roket”, dan “Pelajar SMA Bawa Indonesia Juara 2 Dunia Ajang IEO 2020”.

Kemudian, “Rancang Aplikasi Go-Elderly, 6 Mahasiswa UI Juarai Kompetisi Internasional”.

Ada juga, “Robot Sterilisasi Covid-19 Mahasiswa Brawijaya Juara I Tingkat Asia”.

Sementara, pengamat politik dari Universitas Nasional, Andi Yusran kepada RMOL menyatakan, semestinya, Megawati bisa memahami filosofi pergerakan para pemuda dan kaum milenial.

Sebab, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan milenial belakangan ini merupakan wujud kontribusi riil merespon kondisi dan situasi di sekitarnya.

Menurutnya, Megawati seharusnya menilai ‘kinerja’ milenial tidak hanya dari sudut kepentingan politik atau takaran status-quo rezim.

“Tetapi dari sisi yang lebih makro,” ungkap Andi Yusran.

Pegerakan kaum milenial itu, didasarkan pada persepsi adanya kondisi krisis yang dihadapi bangsa Indonesia.

Ia menjelaskan, tokoh muda pergerakan nasional pada 1940-an juga melakukan demonstrasi dengan caranya sendiri ketika itu.

Begitu juga saat pergerakan milenial yang merespons kebijakan pro-Barat Orde Baru melalui gerakan Malari.

Yang terakhir, milenial meruntuhkan rezim Orde Baru pada 1998 silam.

“Megawati sejatinya seharusnya berterima kasih kepada milenial yang telah membuatkan jalan sehingga Megawati bisa ‘bertakhta’ di Istana tempo lalu itu,” tegasnya.

Andi menegaskan, PR terbesar rezim ke depan adalah mendesain kebijakan yang memberi ruang pengembangan diri kepada kelompok milenial di semua sektor.

“Sehingga mereka kelak bisa menjadi pemain utama di panggung politik dan ekonomi negara,” tandasnya.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: