DEMOKRASI.CO.ID - Hingga saat ini polemik pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang menyebut Sumatera Barat (Sumbar) bisa menjadi provinsi yang mendukung Pancasila terus bergulir.
Hal itu lantaran dianggap menyinggung masyarakat Minangkabau.
Kegaduhan pun berlanjut dari seruan untuk segera meminta maaf, hingga PDIP absen dari hajatan Pilgub Sumbar.
Menanggapi polemik pernyataan Puan tersebut, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago melalui akun Twitter pribadinya menyatakan bahwa Ketua DPR RI itu tidak kenal sejarah.
"Komentar Puan jelas merugikan citranya sendiri. Bagaimanapun ucapan ini dapat dipastikan membuat orang Minang tersinggung, makin resisten, makin tak empati," ungkap Pangi, Selasa (8/9).
Pangi bahkan menegaskan sekali pun Puan adalah cucu dari tokoh proklamator Soekarno, tak ada jaminan dirinya khatam sejarah Pancasila dan kontribusi pendiri bangsa.
"Termasuk orang minang untuk Indonesia," tegasnya.
Menurutnya ada tiga hal yang tidak bisa diragukan dalam dada orang Minang yakni keislaman, adat dan nasionalisme. Apabila meragukan hal Itu, artinya melawan Orang Minang.
"Katanya Puan Orang Minang namun tak paham sejarah," sindir Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu.
Katanya Puan Orang Minang, Namun Tak Paham Sejarah— 𝐏𝐚𝐧𝐠𝐢 𝐒𝐲𝐚𝐫𝐰𝐢_𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐢𝐚𝐥 (@pangisyarwi1) September 7, 2020
Sejak zaman pergerakan sampai masa kemerdekaan, hampir keseluruhan para pendiri bangsa yang berasal dari ranah minang https://t.co/pKNmQxsBxk