DEMOKRASI.CO.ID - Masyarakat adat di Sumatera Barat meminta perdebatan soal Pancasila pasca ucapan Ketua DPP PDIP Puan Maharani disudahi.
Tokoh adat Sumatera Barat Prof. Yulizal Yunus, mengajak semua pihak untuk menyudahi persoalan ucapan Puan Maharani saat menyampaikan SK dukungan terhadap calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar beberapa waktu lalu.
Yulizal menilai ucapan Puan yang disampaikan dalam acara internal PDIP sebagai sebuah khilaf. Bagi dia, tidak ada niat atau maksud menyinggung masyarakat kampungnya.
“Puan Maharani khilaf. Kita berbaik sangka, tak ada maksudnya memburukkan kampungnya Sumatera Barat dan sukunya Minangkabau,” kata Yulizal kepada wartawan, Selasa (15/9).
Yulizal mengatakan, ucapan Puan disampaikan dalam forum internal partai. Karenanya menurut Yulizal pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks pembinaan kader.
“Mungkin ia tak menyangka, dari internal bocor ke publik. Khilaf itu sifat manusia,” imbuhnya.
Untuk itu, Yulizal mengajak masyarakat Minang memaafkan Puan. Sebagaimana kebiasaan orang yang dijunjung orang Minang yang sandi adatnya adalah syara’, maka memberi maaf adalah suatu perbuatan mulia.
“Memberi maaf sifat mulia. Akhlak karimah. Puan hanya khilaf. Rasanya tak patut pula kita bersikap tak memaafkannya. Apalagi Puan orang Minangkabau juga,” demikian Yulizal.