DEMOKRASI.CO.ID - Presiden pertama Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao saat ini sangat murka melihat negaranya sendiri dalam keterpurukan.
Xanana Gusmao bahkan memprediksi kepemimpinan Perdana Menteri Taur Matan Ruek akan mematikan rakyat Timor Leste 10 tahun yang akan datang.
Hal itu menyeruak, mengingat banyaknya bencana alam dan pandemi covid-19 di Timor Leste.
Rontoknya Negeri Loro Sae terungkap saat Kementerian Keuangan Timor Leste menyelenggarakan seminar tentang APBN, menandai dimulainya penyusunan APBN 2021 (OJE) di Auditorium Xanana Gusmão, Dili pada 4 Agustus 2020 lalu.
Tujuan utama dari seminar itu membahas semua prioritas nasional berdasarkan program pemerintah, rencana strategis pembangunan nasional, keuangan, pencapaian politik, tujuan pembangunan berkelanjutan, dampak covid-19, dan rencana pemulihan ekonomi untuk kebutuhan nyata negara.
Melansir The Oekusi Post, sebuah laporan trimestral dari Banco Central Timor-Leste (BCTL) baru-baru ini mengumumkan bahwa dana abadi minyak bumi Timor Leste (Fundu Petróleu) saat ini tersisa $ 18,4 miliar dan tersimpan rapat di New York, Amerika Serikat, Senin (21/9).
Mengenai hal ini, banyak orang mulai berpikir dan prihatin akan kesinambungan keuangan pemerintah yang sebenarnya, terutama rencana pemerintah yang menganggarkan dana senilai $ 1,4 miliar untuk tahun 2021.
Xanana Gusmao sangat yakin bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan disahkan dengan suara mayoritas di Parlemen Nasional, walaupun tidak dialokasikan secara efisien dan memiliki prosedur yang bermasalah.
“Anggaran bisa saja disetujui, tapi prosedurnya bermasalah, maka Angela Freitas diminta untuk tidak menurunkan People Power untuk melengserkan Presiden Republik, biarkan saja dia turun,” jelas Xanana Gusmao di Dili akhir pekan lalu.
“Hanya untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, membayar katering juga tidak tahu bagaimana uang mengalir, tapi menutup mata untuk proyek darurat. Artinya selama 10 tahun mereka terus memimpin, lebih baik kami kabur ke suatu tempat, jika mereka memimpin 10 tahun lebih, jangan sebut kota,” jelasnya.
Diketahui bahwa sudah hampir dua tahun pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak sampai saat ini tidak memiliki anggaran negara.
Sementara itu, Perdana Menteri Taur Matan Ruak melalui sambutannya pada acara pembukaan seminar mengingatkan bahwa 2020 adalah tahun yang penuh tantangan, karena dulu APBN tidak lolos di Parlemen Nasional.
Hal itu memaksa negara hanya menggunakan dana dua desimal dengan situasi politik baru di parlemen untuk mendukung pemerintah, tanpa pemilihan awal.