DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Profesional Indonesia Bangkit ( DPP APIB ) meminta Polri untuk mengungkap sampai tuntas, berdasar bukti hukum apa motivasi, dan siapa sebenarnya para pembacok ulama tersebut.
Demikian disampaikan Mayjen Purn TNI Deddy S Budiman Ketua DPP APIB kepada awak media di Bandung Rabu (16/9).
Deddy juga menyatakan bahwa 2 kasus terakhir pembacokan hingga tewas Ustad Muhammad saat memimpin sholat di OKI Sumsel dan penikaman Syekh Ali Jaber di Lampung saat berdakwah, waktunya hampir bersamaan.
Coba perhatikan videonya penikam Syekh Ali Jaber sepertinya anak muda ini sudah terlatih biasa nyerang orang.
DPP APIB meyakini pihak kepolisian tidak langsung percaya pengakuan orang tuanya, bahwa putranya sudah 4 tahun gila.
“Informasi yang beredar, bahwa dari RS jiwa Lampung tidak pernah ada nama tersangka jadi pasien, demikian juga pengakuan tetangganya, setahu mereka tersangka bukan orang gila,” demikian kata Deddy.
Deddy kemudian mengulas berbagai kasus pembunuhan dan pembacokan Ustad di Jawa Barat pada medio 2018, dan kasus pemukulan ustad Umar Basri di Cicalengka 27 Januari 2018, semua di sebut pelakunya orang gila
Demikian juga pembunuhan ustad Prawoto di Cigondeah Bandung 1 Februari 2018. Pada 3 Februari 2018 Santri ponpes Garut Abdul di serang 6 orang ngaku orang gila. Pada 8 Februari 2018 ustad Sulaiman di Cigudeg bogor, dibacok orang gila juga.
Atas fakta itu, Deddy berharap pihak kepolisian yang menangani perkara pidana ini dapat mengungkap kasus kasus besar apalagi yang kasus terakhir terhadap ulama berpengaruh dan dikenal tidak punya musuh.
“Apabila kasus kasus Pembacokan dan pembunuhan ini berujung kepada orang gila, hal ini patut diduga aparat sedang melakukan dagelan hukum. Karena masyarakat akan sulit menerima kenyataan, kenapa orang gila hanya melakukan penganiyaan kepada ustadz/kiyai,” demikian kata Deddy. .
“Kenapa orang gila tidak ada yang melakukan penganiyaan kepada aparat hukum dan penguasa. Kok kasus-kasus penganiayaan terhadap ulama semua dilakukan orang gila. Apakah ini dagelan hukum, atau sedang main sinetron,” ungkap mantan Staf Ahli Panglima TNI ini.