logo
×

Rabu, 02 September 2020

Tengku Zulkarnain: Kalau Mau Debat Bawa Akal, Otak, Bukan Bawa Gelar

Tengku Zulkarnain: Kalau Mau Debat Bawa Akal, Otak, Bukan Bawa Gelar

DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Sekertaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI), Tengku Zulkarnain menyentil seseorang yang dianggapnya tidak sanggup berdebat hingga harus bawa-bawa gelar akademis.

“Kalau mau debat bawa akal, bawa otak, bukan bawa gelar. Buat apa bawa gelar kalau kalah debat?,” sindir Tengku Zulkarnain di akun twitternya, Rabu (2/9).

Dia melanjutkan, dalam debat penonton ingin mendengar argumen bukan malah menyebut-nyebut gelar. Atau bahkan menyerang pribadi.

“Penonton mau dengar hujjah dan keunggulan mempertahankan pendapat,” ucap Tengku Zul.

“Bukan keunggulan menyerang pribadi orang Komunis selalu bawa ajaran Mao, jika kalah berhujjah, serang pribadinya.” Katanya lagi.

Dia mengatakan, di negara-negara Eropa dan Amerika, semu dosen di perguruan tinggi disebut profesor apa pun gelarnya.

“Di luar negeri spt Amerika, Eropa, India dll semua Dosen Perguruan Tinggi disebut Profesor.” Katanya

“Di Indonesia Profesor itu karena punya pangkat IV B sekolah S3 atau Golongan IV D atau IV E bukan S3. Jadi kareba lama mengajar dan rajin utus kenaikan pangkat disebut Profesor. Kalau Ilmu?” Sambung Tengku Zul.

Meskipun tidak secara gamblang maksud sindiran Tengku Zul itu kepada siapa, namun netizen menduga, sindiran itu ditujukan ke Guru Besar Universitas Air Langga (Unair), Henry Subiakto saat debat dengan Rocky Gerung di program ‘dua sisi’ TV One.

Saat itu, dalam debat Henry menyerang Rocky Gerung soal gelar akademisnya. Henry juga membawa-bawa statusnya sebagai Guru Besar di Unair.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: