DEMOKRASI.CO.ID - Indonesia kehilangan postur internasional sejak dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Begitu kata pakar filsafat, Rocky Gerung menanggapi rencana Presiden Jokowi akan berpidato perdana di sidang Majelis Umum PBB setelah enam tahun memimpin Indonesia.
Menurut Rocky, sebuah negara berdaulat ialah mempunyai tanah yang tidak dikuasai oleh orang lain dan mampu menyumbang bahkan mengerahkan pikiran dunia seperti yang telah dilakukan oleh Presiden RI pertama, Soekarno.
“Kontribusi Indonesia pada pikiran dunia itu dari dulu dari zaman Bung Karno itu, kuat sekali kemampuan Bung karno untuk menerangkan tujuan-tujuan untuk anti kolonialisme,” ujar Rocky Gerung saat berbincang dengan Hersubeno Arief di akun Youtube Rocky Gerung Official, Minggu (20/9).
Selain Bung Karno, kata Rocky, Presiden Soeharto juga melakukan hal yang sama. Bahkan, dunia pun menganggap bahwa Asean adalah Indonesia.
“Jadi postur politik Indonesia itu terbaca di luar negeri. Jadi kehormatan luar negeri terjadi karena figur dari presiden yang mampu untuk mengkalimatkan harga diri bangsa di forum internasional. Gus Dur apalagi, sebelum menjadi presiden memang sudah jadi tokoh Internasional tuh, itu poinnya,” jelasnya.
Hal serupa juga dilakukan Presiden BJ Habibie dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan kata Rocky, SBY menjadikan politik luar negeri menjadi salah satu fondasi dari reputasinya.
“Sampai sekarang SBY jadi anggota di berbagai macam asosiasi politik Internasional,” katanya.
Namun demikian, Rocky menyayangkan apa yang telah dilakukan oleh SBY tidak dilanjutkan oleh Jokowi sebagai Presiden RI.
“Jadi jaringan yang dibuat SBY tidak dirawat akhirnya oleh Jokowi. Kan itu membuat kita putus aura dengan internasional. Bahkan di Asean kita gak dianggap sama sekali gak dianggap itu kan, bahkan diolok-olok yang terjadi itu kan,” tutur Rocky.
“Jadi bukti bahwa Indonesia itu kehilangan postur internasional adalah selama kepemimpinan Presiden Jokowi. Nah sekarang itu mau diatasi dengan pidato di tahun keenam, dan keadaan sekarang keadaan Covid-19, orang justru akan nilai Indonesia dalam postur Internasional sebagai negara yang gagal mengatasi Covid-19,” pungkasnya.