DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dianggap menyinggung masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).
Pernyataan Puan itu pun dipertanyakan anggota DPD RI asal Sumbar, Alirman Sori yang mengaku heran dengan pernyataan dimaksud.
“Apakah selama ini Sumbar itu tidak mendukung Pancasila?” ujarnya, Rabu (2/9).
Ia lantas menyebut peran M Hatta dan Mohammad Yamin yang keduanya asal Sumbar.
“Siapakah yang merancang dasar negara Pancasila itu dulu sebelum kemerdekaan?” sesalnya.
Alirman menyebut, pernyataan Puan itu cukup menyinggung masyarakat Minangkabau di Sumbar atau di perantauan.
Karena itu, ia menganggap Puan Maharani tak memahami sejarah berdirinya bangsa Indonesia.
Sebab, sambungnya, dasar negara ini dulu dibahas oleh tokoh-tokoh bangsa yang dominan dari Minangkabau–Sumbar.
“Untuk itu, Puan Maharani harus menjelaskan pernyataannya itu dalam konteks apa?” tegasnya.
“Jangan membuat pernyataan yang ambigu dan memicu konflik di akar rumput,” tandas pria asal Pesisir Selatan itu.
Sebelumnya, pernyataan Puan Maharani itu disampaikan saat mengumumkan dukungan kepada para calon kepala daerah gelombang V yang bertarung di Pilkada Serentak 2020.
“Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi mendukung negara Pancasila,” ujar Puan dalam pengumuman secara virtual, Rabu (2/9).
Namun, tidak dijelaskan lebih rinci terkait pernyataan Puan soal Sumbar mendukung negara Pancasila yang dimaksud.
Hal senada juga disampaikan Jurubicara PKS, Handi Risza yang menilai pernyataan Puan menyakiti hati masyarakat Minang dan para pendiri bangsa.
“Kami meminta Mbak Puan mencabut pernyataannya dan meminta maaf ke seluruh masyarakat Sumatera Barat khususnya kepada keluarga besar founding fathers bangsa ini,” tegas Handi Risza.
“Mbak Puan anda telah menyinggung perasaan kami, kami ingin Anda cabut kata-kata tersebut,” tuntutnya.
Menurut Handi, nasionalisme masyarakat Minang tidak perlu diragukan lagi.
Sebab, penggagas Pancasila bersama kakek Puan yakni Bung Karno, ada Bung Hatta, Sutan Syahrir, M. Natsir, hingga Tan Malaka merupakan tokoh bangsa kelahiran Ranah Minang.
“Ini menunjukkan Pancasila lahir dari kekayaan budaya dan pemikiran para leluhur kami,” tegasnya.
“Jangan lupa, Natsir sendiri dikenal sebagai Bapak NKRI dengan Mosi Integralnya yang menyelamatkan keutuhan NKRI dan juga Bukittinggi pernah menjadi Ibukota PDRI,” pungkasnya.