DEMOKRASI.CO.ID - Faldo Maldini sempat digadang-gadang ikut dalam kontestasi Pilgub Sumbar 2020. Bahkan sudah mendeklarasikan dukungan bersama pasangannya Febby Dt Bangso, ketua DPW PKB Sumbar.
Lantas menjelang hari pendaftaran nasib pasangan Faldo Maldini-Febby Dt Bangso lenyap dari peredaran. Ternyata, PKB memutuskan untuk mengusung pasangan Mulyadi-Ali Mukhni. Bersama paslon itu, PKB berkoalisi bersama PDIP, Partai Demokrat, dan PAN.
Ketua DPW PKB Sumbar Febby Dt Bangso mengakui pilihan dari DPP PKB jatuh pada paslon Mulyadi-Ali Mukhni. Menurut dia, keputusan itu harus didukung dan dimenangkan di Pilgub Sumbar. “Kami harus mengikuti perintah DPP,” ujar Febby Dt Bangso kepada JawaPos.com, Kamis (3/9).
Menyoal nasib paslon Faldo Maldini-Febby Dt Bangso, Ketua DPW PKB Sumbar itu menganggap hal itu sudah selesai. “Kami selanjutnya berjuang untuk Pilgub Sumbar sebagaimana yang diperintahkan DPP. Yang kemarin (Faldo Maldini-Febby Dt Bangso) sudah berlalu,” tandasnya.
Diketahui, untuk Pilgub Sumbar satu paslon bisa maju jika mendapat dukungan keterwakilan dari 13 kursi di DPRD Sumbar. Sementara kursi PKB di DPRD Sumbar hanya tiga. Sedangkan PSI sama sekali tidak memiliki wakil di DPRD Sumbar.
Ketua DPW PSI Sumbar Faldo Maldini yang juga kandidat gubernur yang digadang-gadang sebelumnya belum memberikan komentarnya soal konstestasi di Pilgub Sumbar. Begitu juga soal nasibnya sebagai cagub yang sempat digadang-gadang.
Di pihak lain, Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyatakan pihaknya belum mendapat dukungan parpol lain untuk berkoalisi dalam mengusung Faldo Maldini-Febby Dt Bangso.
”Faktanya per hari ini dukungan itu belum sampai. Tentunya kami juga realistis dengan keadaan itu,” ujar Antoni kepada JawaPos.com, Kamis (3/9).
Ke depan, kata Antoni, dalam waktu dekat DPW PSI akan menyatakan sikap di Pilgub Sumbar. Apakah abstain atau mendukung paslon lain.
“Itu kan terserah DPW mungkin akan memutuskan kepada pasangan yang mana,” ungkapnya.
Adapun para kandidat yang bakal bertarung di Pilgub Sumbar yakni Nasrul Abit-Indra Catri yang didukung Partai Gerindra dengan kekuatan 14 kursi. Selanjutnya, Mahyledi Ansharullah-Audy Joinaldy yang diusung PKS-PPP (14 kursi).
Kemudian Mulyadi-Ali Mukhni diusung dengan koalisi besar. Partai Demokrat, PAN, PDIP, dan PKB (26 kursi).
Nasib Fakhrizal-Genius Umar yang diusung Golkar dan Nasdem juga batal maju. Pasalnya pasangan itu hanya mendapat dukungan delapan kursi antara gabungan Golkar-Nasdem.