DEMOKRASI.CO.ID - Ketua PDIP Puan Maharani sebaiknya secepatnya meminta maaf atas ucapannya yang menyinggung masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).
Sebab, pernyataan Puan yang berharap Sumbar mendukung negara Pancasila, dinilai Novel telah membuat masyarakat Sumbar merasa dilecehkan.
Demikian disampaikan Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Novel Bamukmin kepada wartawan, Jumat (11/9/2020).
“Sampai saat ini Puan masih merasa tidak bersalah dengan minta maaf atas pernyataannya yang diduga melecehkan masyarakat Minang,” katanya.
Kendati demikian, anak buah Habib Rizieq ini mengaku tak kaget dengan ucapan yang dilontarkan cucu Proklamator RI itu.
Sebab, Novel menyebut, bahwa hal itu adalah tipikal PDIP selama ini.
“Saya tidak kaget dengan komentar Puan karena memang sudah seperti itu tipikal PDIP yang selalu bersinggungan dengan SARA,” tutur Novel.
Novel menyebut Puan keliru karena menganggap masyarakat Sumbar tidak Pancasilais.
Padahal, masyarakat Sumbar sangat Pancasilais dan erat dengan ajaran agama Islam.
“Salah satu atau bagian dari berdirinya bangsa ini ada seorang tokoh dan menjadi wakil presiden pertama adalah Mohammad Hatta yang tak lain orang Sumbar,” sambung Novel.
Tak hanya itu, Novel juga menuding Puan sebagai sosok yang tidak mengerti Pancasila.
“Saya melihat Puan yang tidak mengerti Pancasila yang sesungguhnya sehingga daerah yang kental dengan ajaran Islam dianggap tidak Pancasilais,” tegas Novel.
Atas hal itu, Novel pun kembali mendesak agar Puan yang juga Ketua DPR itu segera menyampaikan permintaan maaf.
“Untuk itu, Puan harus segera membuat permintaan maafnya terhadap masyarakat Sumbar karena sangat membuat luka yang teramat dalam dan mengancam persatuan bangsa,” tandas Novel.