DEMOKRASI.CO.ID - Aksi pesawat pengebom Xian H-6K milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) bikin gempar Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces).
Amerika Serikat menduga bahwa Angkatan Udara China sudah bersiap untuk membombardir Pangkalan Udara Militer Amerika Serikat (AS) Andersen, di Guam.
Akan tetapi, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menampik pernyataan bahwa video itu memang sengaja disebarluaskan untuk tujuan provokasi.
Pihaknya memastikan bahwa aksi itu hanya memamerkan kemampuan, dan tidak menargetkan sasaran tertentu.
Militer China juga dengan tegas menyatakan bahwa aksi itu adalah bukti dari tekad pasukannya untuk memberikan respons terhadap provokasi militer negara lain termasuk AS.
Pesawat pembom Xian H-6K sudah mulai diperkenalkan sejak 2007, dan memasuki masa tugas bersama Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China pada 2009 lalu.
Berdasarkan laporan, pesawat pembom Xian H-6K memiliki kecepatan maksimal mencapai 1.050 kilometer per jam dan mampu menjangkau jarak 6.000 kilometer.
Sistem persenjataan pengebom H-6K juga memuat sejumlah rudal anti-kapal, seperti KD-88, YJ-100, C-601 dan mampu membawa rudal balistik yang dikenal sebagai salah satu senjata mengerikan China, Dongfeng DF-21D.
Seperti yang diketahui, rudal balistik DF-21D adalah salah satu rudal yang dijuluki Pembunuh Kapal Induk dan Pembunuh Guam selain rudal Dongfeng DF-26.
Sejumlah pakar militer melihat bahwa Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China butuh target imajiner dalam hal serangan jarak jauh.