DEMOKRASI.CO.ID - Ternyata, aksi perusakan yang dilakukan oknum TNI bukan hanya dialami Polsek Ciracas.
Pasalnya, sudah 76 warga sipil yang melaporkan mengalami kerugian dalam peristiwa yang terjadi pada Sabtu (29/8) lalu itu.
Puluhan warga itu melayangkan laporan ke Posko Pengaduan Masyarakat di Markas Komando Militer (Koramil) Kramat Jati, Jakarta Timur.
Demikian disampaikan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Kamis (3/9), dilansir dari Antara.
“76 orang terakhir (melapor). Warga sipil. Ini bisa jadi bertambah,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya masih tetap akan membuka dan menerima pengaduan dari masyarakat.
“Karena itu kan dari Arundina sampai Ciracas ini cukup jauh, kalau misal ada korban lain silakan (melapor),” ujarnya.
Dudung menjelaskan, semua korban yang mengalami luka dan harus menjalani perawatan medis akan mendapat penggantian secara penuh dan mendapat santunan.
Begitu juga dengan kerusakan pada kendaraan bermotor dan warung-warung yang dirusak oleh oknum TNI AD sepandang Arundina sampai Polsek Ciracas.
“Motor rusak di atar 60 persen kita (TNI AD) ganti total seperti semula. Begitu juga dengan kaca, gerobak, dibuatkan gerobak baru. Kasihan masyarakat yang tidak bersalah,” ujarnya.
Pemberian santunan disampaikan secara langsung Pangdam didampingi Direktur Hukum TNI AD Brigjen Tetty Melina Lubis dan Komandan Korem 051/Wjy Brigjen TNI R Sidharta Wisnu.
“Hari ini kami dari TNI melakukan kegiatan memberikan kerugian dari korban kerusuhan dan sekaligus kami juga memberikan santunan,”
“Mengingat saat ini korban tidak mengerti apa-apa, hanya karena imbas dari oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga kita dengan cepat harus segera tangani,” sambungnya.
Salah satu korban Rabib (27) mengatakan bahwa kendaraan minibus yang sedang dia kendarai saat kejadian mengalami kerusakan pada kaca depan, samping, dan belakang yang dipecahkan pelaku.
Selain itu Rabib juga mengalami tindakan intimidasi menggunakan pistol jenis air shoftgun tepat di depan pul Mayasari Bhakti Jalan Raya Bogor.