DEMOKRASI.CO.ID - Belasan massa pengunjuk rasa terluka akibat bentrok dengan polisi di Indramayu, Kamis (3/9/2020).
Selain mengalami luka, sebagian massa juga ditangkap karena bertindak anarkis.
Bentrokan terjadi ketika ratusan massa berdemo di depan gedung KPU setempat menuntut pembatalan sejumlah keputusan yang dianggap merugikan salah satu pasangan calon bupati Indramayu.
Dari pantauan di lapangan, sejak pagi ratusan massa pendemo mulai bergerak menuju gedung KPU Indramayu.
Dengan membawa berbagai benda, massa mulai mengepung gedung yang telah dijaga ketat ratusan personel kepolisian itu.
Bentrokan terjadi saat massa berusaha menerobos barikade polisi di gerbang KPU.
Meski telah dipagar betis, massa terus merangsek. Imbauan dan peringatan polisi tak dihiraukan masaa.
Parahnya, massa malah melawan dan melakukan pelemparan terhadap polisi.
Tak mau tindakan anarkis lebih parah lagi, polisi akhirnya memukul mundur massa.
Pasukan brimob yang dilengkapi tameng dan pentungan menghalau massa yang anarkis.
Tak hanya itu, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah massa.
Tindakan polisi berhasil meski belasan massa terkapar akibat bentrokan.
Beberapa petugas medis yang ikut mengawal unjuk rasa, mengevakuasi korban luka ke rumah sakit.
Sementara situasi akhirnya berhasil dikendalikan ditutup dengan penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai provokator.
Peristiwa tersebut merupakan simulasi sistem pengamanan kota (Sispamkot) yang digelar Polres Indramayu, Kamis (3/9/2020).
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengukur kesiapan polisi dalam menghadapi Pilkada Indramayu pada 9 Desember mendatang.
“Sispamkot penting diselenggarakan. Setidaknya jika memang terjadi, kami sudah siap. Tetapi kita berharap semua tidak akan terjadi,” tutur Kapolres Indramayu AKBP Suhermanto.