DEMOKRASI.CO.ID - Peristiwa penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur harus diusut tuntas. Hal itu disampaikan oleh Ketum Pimpinan Pusat Purnawirawan TNI AD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri.
Menurut mantan wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini, ada hubungannya antara kejadian yang menimpa Prada MI dengan penyerangan Polsek Ciracas. Sayangnya, sampai saat ini belum terungkap apa penyebabnya.
“Kalau melihat kasus ini dari penjelasan di media, menurut Pangdam Jaya, Prada MI mengalami kecelakaan tunggal dan menginformasikan ke teman-temannya dikeroyok preman. Bukan oleh polisi loh ya,” katanya seperti dilansir dari fajar.co.id, Selasa (1/9/2020).
Menurutnya, ada tanda tanya besar apakah ada hubungannya antara Prada MI yang mengalami kecelakaan tunggal atau dikeroyok preman dengan penyerangan Polsek Ciracas. Menurut Kiki, pasti ada hubungannya cuma ini yang belum terungkap.
“Karena belum terungkap itu makanya saya belum bisa bicara banyak tentang hal ini,” ujar Alumnus Akademi Militer 1971 itu.
Kiki menambahkan, hal itu perlu diwaspadai semua kelompok masyarakat termasuk oleh pimpinan TNI. Sekarang ini banyak pihak menyalahkan TNI terkait kasus penyerangan Polsek Ciracas.
Memang, kata Kiki, penyerbuan itu tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Namun, coba semua pihak melihat masalah ini lebih luas.
“Tidak fair dong bila hanya TNI yang disalahkan. Makanya harus diungkap kasus ini. Kalau ada hubungannya dengan preman, premanisme harus ditertibkan dong, bukan hanya TNI,” cetusnya
Untuk itu lanjut Kiki, harus terbuka dulu apa sebenarnya yang terjadi. Itu tanda tanya besar dan sampai sekarang belum ada jawabannya. Kiki juga menyentil pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa bahwa bukan hanya AD yang melakukan penyerbuan di Polsek Ciracas, tetapi tiga angkatan.
“Saya mendapatkan informasi mereka (para prajurit) berkumpul itu dengan menggunakan gadget. Berarti ada grup itu kan. Ini boleh saja mereka punya grup tetapi seharusnya grup seperti itu harus dalam pembinaan. Jangan dibiarkan berkembang sendiri,” bebernya.
Kalau dibiarkan, kelompok-kelompok prajurit ini bisa dimanfaatkan oleh pihak lain yang berkepentingan. Menurut Kiki, mantan Kepala BAIS TNI Soleman Ponto juga mengatakan ini ada indikasi untuk mengadu-domba antara TNI dengan Polri.
“Ini harus jadi perhatian pimpinan TNI khususnya AD karena mereka dikumpulkan dalam waktu singkat dengan anggota tiga angkatan. Berarti grup itu bukan hanya milik satu angkatan (AD) tetapi tiga angkatan (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara),” terangnya.
Kiki pun sepakat pengrusakan adalah tindakan kriminal sehingga harus ditindak. Namun, tidak boleh hanya pengrusakannya saja yang ditindak tetapi penyebabnya apa harus diungkap. Kalau tidak dibongkar penyebabnya apa, akan terulang lagi karena mereka justru tidak akan puas.
“Kasus ini jangan berhenti di penindakan saja. Harus dicari apa penyebab di balik itu agar ini tidak berulang-ulang lagi,” tutupnya.