DEMOKRASI.CO.ID - Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Barat, Alex Indra Lukman, mengatakan Ketua DPP PDIP Bidang Politik, Puan Maharani tidak bermaksud menyakiti masyarakat Minangkabau.
Sebelumnya, Puan dikecam karena dianggap menghina masyarakat Sumatera Barat. Sebab ia mengatakan, “Semoga Sumatera Barat menjadi Provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila.”
Alex menjelaskan Puan Maharani sejatinya sedang memberikan instruksi kepada kader PDIP agar memperjuangkan nilai-nilai Pancasila. Pernyataan itu pun disampaikan dalam rapat internal partai yang kebetulan bersifat terbuka.
“Mbak Puan sebenarnya tengah menugaskan kami, jajaran pengurus PDI Perjungan di Sumatera Barat, untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila terutama soal musyawarah dan mufakat yang berasal dari kearifan lokal masyarakat Minang,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 September 2020.
Ia menuturkan, salah satu agenda rapat virtual itu adalah mengumumkan pasangan kepala daerah yang akan diusung PDIP pada pemilihan serentak 2020 di Indonesia termasuk di dua kota, 11 kabupaten dan tingkat provinsi di Sumbar.
Saat itu, PDIP mengumumkan calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar beserta calon kepala daerah di Kabupaten Solok, Tanahdatar dan Pesisir Selatan beserta sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
Alex berujar rumusan Pancasila dari Presiden Soekarno digali dari keanekaragaman ajaran agama, budaya dan adat istiadat di nusantara, termasuk dari Ranah Minang.
Salah satu butir Pancasila yang berasal dari nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Minangkabau, kata dia, terangkum dalam Sila ke-4 yang berbicara tentang musyawarah dan mufakat.
Menurut Alex, Puan adalah salah seorang tokoh nasional dari trah langsung Bung Karno. Dia juga putri dari Taufik Kiemas, yang memiliki gelar adat Datuk Basa Batuah dari Kanagarian Sabu, Batipuh Ateh, Tanahdatar.
Ibunya, Megawati Sukarnoputri, juga dianugerahi gelar adat, Puti Reno Nilam. Ia pun masyarakat Sumatera Barat memahami suasana kebathinan rapat internal partai yang digelar secara terbuka itu.
“Ranah Minang adalah bumi Pancasila. Tidak mungkin memisahkan Pancasila dan Minangkabau beserta tokoh-tokohnya terhadap perjalanan bangsa ini,” tuturnya.