DEMOKRASI.CO.ID - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat akan mendeklarasikan diri pada Senin (7/9) besok.
Ketua Panitia Deklarasi KAMI Jawa Barat Harry Mulyana mengatakan, acara Gebyar Deklarasi KAMI Jabar akan diselenggarakan di Balai Sartika Banding dengan dihadiri oleh 70 organisasi masyarakat (ormas) dan komunitas serta perwakilan KAMI di Kota/Kabupaten se-Jawa Barat yang sudah berinisiatif membentuk KAMI di daerahnya.
"KAMI Jawa Barat juga mengundang kehadiran Gubernur Jabar, Kapolda, Pangdam, Kajati , pimpinan atau Rektor Perguruan Tinggi, pimpinan ormas seperti MUI Jabar, NU, Muhamadiyah, Persis, Syarikat Islam dan lain-lain, serta Pimpinan PGI, MAWI dan lainnya. Ormas pemuda dan mahasiswa lintas generasi serta para tokoh Jawa Barat," ujar Harry Mulyana melalui keterangan rilis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/9).
Harry memastikan bahwa acara deklarasi nanti hanya akan diisi 50 persen dari kapasitas gedung Balai Sartika Bandung untuk menaati protokol Covid-19.
"Untuk itu panitia juga menyelenggarakan live streaming, sehingga bisa diikuti melalui internet ke seluruh pelosok bahkan ke luar negeri. Beberapa diaspora asal Jawa Barat di luar negeri berkeinginan untuk juga mengikuti acara tersebut, secara interaksi melalui live streaming menyanyikan lagu “Indonesia Tanah Air Beta”," jelas Harry.
"Mudah-mudahan diikuti berbagai komunitas nelayan, buruh, kelompok pemulung menyanyi ditempat mereka masing-masing. Mudah-mudahan bisa juga dicatat sebagai rekor MURI menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta," sambungnya.
Untuk KAMI Jawa Barat ini mempunyai Dewan Pengaping atau Dewan Penasihat di dalam struktur organisasinya. Dewan Penasihat itu terdiri dari tokoh Jabar, ulama, purnawirawan, dan akademisi.
Sedangkan lima presidium KAMI Jabar akan diisi oleh Radhar Tribaskoro, M. Rizal Fadillah, Syafril Sjofyan, Erry Nirbaya, dan Robi Win Kadir.
Sementara itu, salah satu Presidium KAMI Jabar, Syafril Sjofyan mengatakan, deklarasi yang akan diselenggarakan pekan depan akan diisi dengan pembacaan artikel jati diri dan maklumat KAMI, serta maklumat Jabar.
"Salah satu poinnya adalah, menolak keras pemanfaatan kekayaan SDA Jawa Barat kepada asing dan aseng, kembalikan pengolahan SDA kepada potensi Jabar sendiri untuk sepenuhnya bagi kesejahteraan rakyat Jabar, agar para penghianat birokrasi yang gampang disuap menjual perijinan kepada investor dengan obral ditertibkan," tambah Syafril.[rmol]