DEMOKRASI.CO.ID - Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini minus 0,6 persen hingga 1,7 persen. Data tersebut didapatkan setelah direvisi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sebelumnya, produk domestik bruto (PDB) mematok proyeksi pertumbuhan ekonomi minus 0,2 persen hingga 1,1 persen.
Sri Mulyani mengatakan angka tersebut kemungkinan terjadi pada kuartal ketiga dan berlangsung pada kuartal keempat. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi masih diupayakan mendekati nol.
Sementara itu, pada 2021 nanti, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 4,5 persen-5,5 persen. Target ini lebih rendah dari proyeksi institusi asing yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa menyentuh 6 persen.
Adanya Kondisi pertumbuhan ekonomi yang minus pada Kuartal III, maka dipastikan Indonesia akan mengalami resesi. Hal ini setelah mengalami pertumbuhan negatif pada Kuartal II.
Namun demikian, perkiraan-perkiraan itu masih sangat bergantung dengan perkembangan kasus covid-19 di Indonesia. Pasalnya, pandemi covid-19 ini banyak memengaruhi aktivitas ekonomi.
Dari sisi konsumsi rumah tangga, ia memproyeksi pertumbuhannya terkontraksi hingga minus 3 persen. Kemudian, investasi anjlok hingga minus 6,6 persen-8,5 persen.
Sebelumnya, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi di kisaran minus 0,2 persen hingga 1,1 persen. Angka ini jauh dari prediksi awal di kisaran minus 0,4 persen hingga positif 2,3 persen.
Hal ini dikarenakan pandemi covid-19 masih menekan ekonomi dalam negeri, seiring dengan meningkatnya kasus penyebaran virus corona.