DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan Fadjroel Rachman selaku Jurubicara Presiden yang menyebut “influencer ujung tombak demokrasi digital" mulai dipergunjingkan.
Dosen Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah UIN Jakarta Adi Prayitno pun mempertanyakan posisi Fadjroel saat menyampaikan pernyataan itu. Sebab, katanya, Fadjroel seringkali berbicara atas nama pribadi, meskipun kini tengah menjadi bagian dari pihak Istana Negara.
"Pertama harus dipastikan omongan Fadjroel itu mewakili istana atau pribadi. Harus clear itu, karena seringkali statement dia berubah-ubah," ujar Adi Prayitno saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/9).
Direktur Eksekutif Parameter Politik ini mencontohkan pernyataan Fadjroel terkait relaksasi kredit hanya untuk masyarakat terdampak Covid-19, yang diralat menjadi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
"Pastikan juga bahwa omongan dia itu tidak diralat oleh dirinya ataupun diralat oleh orang lain, termasuk di Istana. Kan sering kejadian omongan dia sering diralat dan dibantah oleh teman-teman yang lain, jadi repot," ucapnya.
Oleh karena itu, Adi Prayitno meminta Fadjroel memastikan posisinya saat melontarkan influencer adalah ujung tombak demokrasi, apakah sebagai jubir presiden atau pribadi.
"Fadjroel ini harus menjelaskan ke publik dia ngomong ke publik atas nama apa? Atas nama pribadi atau atas nama Istana? kalau atas nama pribadi baiknya tidak usah, karena pada dirinya itu melekat sebagai Jubir," sarannya.
"Jadi apapun yang diomongkan dia itu dianggap sebagai representasi negara dan istana yang mengatakan bahwa influencer itu adalah ujung tombak demokrasi digital," demikian Adi Prayitno menambahkan.[rmol]