DEMOKRASI.CO.ID - Empat Ketua PAC PDIP di Medan, Sumatera Utara (Sumut), harus menanggung akibat karena menolak mendukung menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution di Pilkada 2020. Tanpa kompromi, PDIP memutuskan mencopot empat orang itu sebagai Ketua PAC.
PDIP berang bukan kepalang kepada empat orang yang dicopot itu. Sebab, keempatnya sempat menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak keputusan DPP PDIP mengusung Bobby-Aulia Rachman di Pilkada Medan 2020.
"Kami hari ini, DPC PDI Perjuangan Kota Medan mengadakan rapat terkait penyerahan SK dari DPD untuk Plt Ketua PAC. Hal ini menyikapi aksi unjuk rasa yang dilakukan beberapa oknum pengurus PAC beberapa saat yang lalu, setelah keluarnya rekomendasi terkait calon wali kota dan wakil wali kota Medan," ujar Ketua DPC PDIP Kota Medan, Hasyim, Selasa (1/9/2020).
Keempat orang yang dicopot itu berasal dari PAC Medan Area, Medan Perjuangan, Medan Johor dan Medan Selayang. Tak hanya dicopot sebagai ketua PAC, keempatnya juga direkomendasikan untuk dipecat sebagai kader PDIP.
"Keempat tadi yang sempat melakukan aksi menolak calon wali kota dan wakil wali kota yang direkomendasikan PDI Perjuangan. Dinonaktifkan dan diteruskan juga pemecatan menjadi anggota PDIP," terang Hasyim.
Dengan keputusan tersebut, keempat ketua yang dicopot, tidak lagi sah mengatasnamakan diri sebagai PDIP. Apabila mereka masih 'menjual' nama PDIP, siap-siap berurusan dengan polisi.
"Kita harapkan dengan keluarnya penonaktifan terhadap beberapa oknum ketua PAC dan juga usulan ke DPP terkait pemecatan dari keanggotaan DPP, tentu, apabila di kemudian hari masih ada yang mengatasnamakan partai PDIP Perjuangan tentu ini masih ilegal. Jika terjadi, kita akan membuat laporan ke polisi," tegas Hasyim.
Keputusan PDIP ini mendapat kritik keras dari pihak yang dicopot. Tudingan diktator disematkan ke pundak DPD dan DPP PDIP.
"Saya dipecat siap. Ini perlawanan lah kediktatoran DPD, DPP. Diktator lah ini, memaksa kehendak terus," kata mantan Ketua PAC Medan Selayang, Muda Prana Sinuraya, Selasa (1/9).
Memang bukan tanpa alasan keempat ketua PAC yang dicopot itu menolak mendukung Bobby. Alasannya, Bobby bukan 'darah daging' PDIP.
"Pokoknya kita sudah siap. Kita dicopot itu kan karena membangkang, kita pun punya prinsip. Masalahnya nggak ikut mekanisme. Kita cerita partai kader, tapi yang didukung bukan kader. Saya prinsipnya begitu, katanya berkoar-koar partai kader, ada kader sendiri yang petahana nggak didukung," tegas Muda Prana.
"Saya lahir batin siap, karena saya sudah mengabdi sejak 3 partai politik. Dari PDI pertama saya dulu mengabdi, '87 saya sudah ikut, bukan anak baru. Mereka nggak belajar di Medan belum pernah Jokowi menang. Saya terus terang aja, kalau Jokowi-nya yes, kalau Bobby-nya nggak, karena ini kan dipaksakan," sambung dia.
Pencopotan keempat ketua PAC PDIP di Medan itu sampai juga ke telinga Bobby. Satu pesan suami putri Jokowi, Kahiyang Ayu, yakni patuhi keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Keputusan beliau harus kita ikuti, kita taati, mulai dari tingkat DPP, DPD, DPC, PAC dan saya rasa semua itu harus mengikuti keputusan itu," ujar Bobby di Medan, Selasa (1/9).(dtk)