DEMOKRASI.CO.ID - Sejarah PDIP di tanah Sumatera Barat tak bisa dibilang manis. Selain tak mendapat kursi Senayan dari provinsi itu, calon usungan PDIP kalah.
Rekam jejak PDIP di Sumbar ini jadi sorotan setelah pengumuman calon kepala daerah rekomendasi PDIP. Salah satu pasangan yang diumumkan adalah untuk Pilgub Sumbar, yaitu Mulyadi-Ali Mukhni.
Kala itu, Megawati mengungkapkan keheranannya, mengapa rakyat Sumatera Barat (Sumbar) belum menyukai partainya.
"Bagaimana soliditas partai kita di daerah-daerah yang sedang akan melaksanakan Pilkada tersebut. Seperti kalau saya lihat, seperti Sumbar itu saya pikir kenapa ya? Kenapa ya? Kenapa rakyat Sumatera Barat sepertinya belum menyukai PDIP?" kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah dari PDIP secara virtual, Rabu (2/9/2020).
Merujuk ke masa lampau, begini jejak PDIP saat Pemilu di Sumbar:
1999
PDIP menang di Pemilu pertama pascareformasi ini. Namun, partai berlambang banteng moncong putih itu hanya mendapat dua kursi dari Sumbar.
2004-2009
PDIP tidak mendapat kursi DPR dari Sumatera Barat.
2014
PDIP kembali menjadi pemenang Pemilu tapi hanya mendapat satu kursi dari Sumbar. Di Pilpres 2014, Prabowo-Hatta Rajasa mendapat 1.797.505 suara, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla mendapatkan 539.308 suara.
2019
PDIP masih menjadi partai pemenang tetapi sama sekali tak mendapat kursi DPR. Di Pilpres 2019, Prabowo-Sandi memperoleh suara 2.488.733, sedangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 407.761 suara.
Selain ucapan Megawati, omongan Puan saat mengumumkan calon yang diusung PDIP juga menjadi sorotan. Saat itu, Puan berharap Sumatera Barat menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila.
"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," begitu harapan Puan.