DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi perekonomian di Indonesia bakal merosot di kuartal ke-III di angka -2,9 persen hingga -1,1 persen.
Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga nol persen.
Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko menyampaikan, kondisi resesi selama ini selalu menyontoh perekonomian Amerika Serikat.
Dia memberikan gambaran perihal resesi di tahun 1930an yakni banyak orang yang kesulitan bekerja. Namun, Budiman mengingatkan kondisi resesi saat ini berbeda dengan sebelumnya.
Jika dahulu resesi hanya terdampak pada industri, kali ini industri sekaligus kesehatannya. Sambungnya, saat ini perusahaan menengah banyak uang mereka yang beredar di luar namun tidak berkembang.
“Mereka enggak bisa mendarat, industrinya. Gini, bensinnya banyak tapi kalau bensin dimasukin ke mobil yang mesinnya rusak kan percuma juga enggak jalan. Ini harus ditaruh di mana dong kalau gitu?” kata Budiman di acara diskusi virtual Ngobrol Bareng Bang Ruslan dengan tajuk “Tantangan Ekonomi dan Inovasi di Masa Pandemi”, Selasa (22/9).
Menurutnya, uang para perusahaan besar dan menengah tersebut seharusnya dialokasikan ke masyarakat. Hal itu dikarenakan masyarakat memiliki jejaring sosial yang mampu mengaktifkan kegiatan kelompoknya.
“Menurut saya bensinnya, uang-uang orang kaya ini masukin ke masyarakat. Kenapa masyarakat? Ada social network ada jaringan kerja, ada jejaring sosial. Jejaring sosial inilah bisa menyamakan mengaktifkan aktivitas ekonomi,” jelasnya.
Budiman menambahkan, hal tersebut bisa membuat perekonomian Indonesia kembali stabil dan perusahaan kembali berkembang jika pada akhirnya diterapkan.
“Untuk mendapatkan keuntungan usaha hari ini harus diganti, bukan barang dari orang kaya ke orang menengah bawah untuk mengonsumsinya, orang kaya harus mengeluarkan uangnya diinvestasikan kepada apa yang dimiliki rakyat,” tutupnya [fajar]