DEMOKRASI.CO.ID - Rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyetujui pernyataan yang memungkinkan produksi rami, varietas tanaman ganja, secara legal untuk pertama kalinya. Demikian dikatakan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Pakistan, Fawad Chaudhry dalam konferensi pers di ibu kota Islamabad.
Pernyataan yang dilihat oleh kantor berita Reuters ini menyebutkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Pakistan memohon izin untuk membudidayakan rami industri, setelah bermusyawarah dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Badan Narkotika Nasional (BNN), serta Layanan Kesehatan Nasional.
Langkah itu dilakukan ketika pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan berjuang untuk meningkatkan pundi-pundi devisa negara yang telah terkuras oleh kesulitan ekonomi, defisit fiskal, dan inflasi.
“Pasar rami bisa dapat memberi devisa bagi Pakistan sekitar US$1 miliar (lebih dari Rp14 triliun) dalam tiga tahun ke depan. Karena itu, kami sedang dalam proses membuat rencana penuhnya,” ungkap Menristek Pakistan, Fawad Chaudhry, kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari AFP.
Untuk pemanfaatan medis
Rami adalah sejenis tanaman ganja yang mengandung cannabidiol (CBD) yang menurut para pendukungnya memiliki banyak khasiat obat dan relaksasi.
Dilansir dari Reuters, biji rami menghasilkan minyak rami, sedangkan daunnya digunakan sebagai obat dan batangnya bisa diubah menjadi serat untuk menggantikan kapas pada industri tekstil.
Chaudhry mengatakan senyawa cannabidiol yang ditemukan di tumbuhan rami memiliki peran penting dalam ilmu kedokteran dan terapi dalam mengurangi rasa nyeri parah dan kronis yang mempengaruhi tubuh, contohnya untuk pasien kanker atau mereka yang kehilangan anggota tubuh.
Menteri Chaudry mengatakan rami mengandung sedikit tetrahidrocannabinol, atau THC dan usaha itu tidak boleh dibuat rancu dengan menanam opium.
Distrik barat laut Pakistan di sepanjang perbatasan Afghanistan telah menjadi rumah bagi budidaya bunga poppy illegal dan heroin serta produksi ganja, yang dipasok ke pasar narkotika lokal atau diselundupkan secara internasional.
Chaudhry mengatakan pasar industri rami bernilai sekitar $ 25 miliar secara global dan beberapa negara melonggarkan undang-undang yang menargetkan produk berbasis ganja seperti minyak CBD.
Sejak dulu dimanfaatkan untuk kepentingan medis
Untuk langkah awal, pemerintah negara itu akan mengontrol produksi rami, kata Chaudry, tetapi bisnis swasta dan petani akan diizinkan masuk ke pasar ini di kemudian hari.
Ia menambahkan bahwa dengan produksi kapas di Pakistan yang menurun karena berbagai faktor, rami memberi petani alternatif yang layak untuk dikembangkan.
Di Pakistan yang konservatif, di mana konsumsi alkohol dilarang keras bagi umat Islam, banyak orang yang secara terbuka untuk menggunakan ganja, hasis hitam yang terbuat dari ganja yang ditanam di kawasan persukuan di negara itu dan negara tetangga Afghanistan, untuk dijadikan varian obat yang disukai.
Tanaman itu sudah ada di Pakistan, sebelum masuknya Islam di wilayah tersebut. Kisah tentang ganja muncul dalam teks suci Hindu Atharva Veda yang menjelaskan penggunaan obat dan ritualnya.
Rami tumbuh hampir seperti gulma di beberapa bagian di Pakistan – termasuk dalam jumlah besar di ibu kota, di mana semak-semak besar dapat terlihat tumbuh di bundaran lalu lintas.