DEMOKRASI.CO.ID - Bangunan Rumah Sakit Khusus Infeksi COVID-19 di Pulau Galang rusak setelah hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah tersebut pada Rabu (16/9/2020) kemarin.
Peristiwa tersebut membuat atap dan dinding di bangunan karantina 240 lepas dan beterbangan, akibatnya seluruh pasien positif COVID-19 di Gedung 240 dipindahkan di gedung sebelahnya.
“Sekitar pukul 01.30 WIB, hujan deras disertai angin kencang dan pada pukul 02.30 WIB seng beterbangan semua, di bangunan karantina 240,” kata Kepala RSKI COVID-19 Pulau Galang Kolonel Khairul Ihsan dilansir dari ANTARA, Kamis (17/9/2020).
Untuk diketahui sebelumnya, pembangunan RS Darurat di Pulau Galang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada bulan Maret 2020 dengan menunjuk PT Wijaya Karya dan PT Waskita Karya sebagai pelaksana konstruksi. Untuk mendukung percepatan penanganan COVID-19 di Tanah Air, Kementerian PUPR kala itu melakukan refocussing kegiatan dengan anggaran sebesar Rp1,66 triliun.
Anggaran tersebut, mengutip dari situs resmi PUPR, www.pu.go.id, dimanfaatkan untuk pekerjaan yang bersifat mendesak yakni untuk pembangunan Fasilitas Penampungan/Observasi/Karantina di Pulau Galang, Kota Batam, sebesar Rp400 miliar, serta renovasi/rehabilitasi RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran sebesar Rp160 miliar.
160 pasien dipindahkan gedung sebelah
Kharul menerangkan, 160 pasien pasien yang dirawat di gedung tersebut selamat dan tidak ada yang mengalami luka akibat insiden itu. Menurut dia, bangunan karantina pasien tanpa gejala itu berlokasi berhadapan dengan alam terbuka, sehingga angin mudah menerjang.
“Karena berbatasan langsung dengan alam terbuka, sehingga gak ada penahan angin, mungkin. Kalau yang di ruang 50 aman,” katanya
Atap dan dinding yang lepas akan diganti
Pihaknya berupaya memperbaiki bagian yang copot. Namun, kondisi bahan tersebut tidak bisa digunakan kembali karena rusak.
“Hari ini kami laporkan ke bagian pemeliharaan vendor-nya. Kami masih ada kontrak kerja, karena itu belum sampai enam bulan,” kata dia.
276 pasien dirawat di RS Darurat Pulau Galang
Sebagai antisipasi ke depan, ia berharap vendor memasang bagian bangunan lebih kuat agar tidak mudah copot dihantam angin.
“Takutnya bangunan itu pakunya kurang, gimana ya, kok bisa terbang,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 terdapat 276 pasien yang menginap di RSKI Pulau Galang saat ini dengan rincian 182 pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dan 94 suspek.
Dibangun sejak Maret, RS Darurat di Pulau Galang resmi beroperasi 6 April 2020
Luas RS Darurat di Pulau Galang adalah 16 hektare. RS Darurat tersebut terdiri dari tiga zona, yaitu Zona A, Zona B, dan Zona C. Zona A digunakan untuk asrama para tenaga medis seperti perawat dan dokter, dengan jumlah kasur sebanyak 158 buah. Selain itu, ada juga bangunan penunjang berupa bangunan sterilisasi, farmasi, laundry, dan gizi.
Untuk Zona B digunakan sebagai bangunan isolasi dengan jumlah 20 tempat tidur. Di Zona B juga dibangun bangunan observasi dengan total 340 tempat tidur, sehingga totalnya ada 360 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Selain bangunan isolasi sebagai bangunan inti, di Zona B juga terdapat bangunan penunjang seperti lab satelit, farmasi, kamar jenazah, dan lainnya. Terakhir, Zona C digunakan untuk pengembangan apabila memang diperlukan.
RS Darurat Pulau Galang mulai dibangun pada 8 Maret 2020, sepekan setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia. RS Darurat di Pulau Galang sendiri diresmikan oleh Presiden Jokowi dan mulai beroperasi per 6 April 2020.