DEMOKRASI.CO.ID - Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tengah digegerkan dengan aksi teror penembakan misterius.
Sampai hari ini, teror penembakan misterius itu sudah memakan tujuh korban di lokasi yang berbeda.
Kapolres Tangsel AKBP Iman Setiawan mengatakan, saat ini aksi penembakan yang telah menghantui warga Tangsel itu sedang dalam proses penyelidikan.
“Sedang kita lakukan penyelidikan, karena ada beberapa kasus yang sama terjadi,” ujarnya, Senin (10/8/2020).
Sampai saat ini, pihaknya juga tengah memburu pelaku.
Karena itu, motif pelaku melakukan teror penembakan pun masih belum diketahui.
“Dugaan motifnya seperti apa, belum kita ketahui. Tapi identitas sudah dikantongi,” kata dia.
Kendati demikian, Iman enggan membeberkan identitas terduga pelaku teror penembakan itu.
“Doakan, kami sedang ungkap,” jawabnya.
Untuk diketahui, dalam teror penembakan misterius itu, pelaku diduga memilih korbannya secara acak.
Korban yang ditarget adalah mereka yang tengah mengendarai sepeda motor.
Diduga, senjata yang digunakan pelaku adalah jenis airsoft gun.
Pasalnya, peluru yang bersarang di tubuh korban adalah peluru mimis.
“Tujuh korban lapor ke Polres dan Polsek bahwa ditembak dengan peluru mimis. Kami sedang menyelidiki ini,” jelasnya.
Terakhir, korban teror penembakan di Tangsel adalah Wilibrodus Ode (25).
Mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu ditembak orang tak dikenal saat mengendarai sepeda motor.
Saat itu, Wili tengah melintas di Jalan Raya Serong, Serpong Utara, Minggu (19/7) sekitar pukul 00.30 WIB.
Awalnya korban sempat tak menyadari jika dirinya menjadi korban penembakan dan baru terasa sakit beberapa waktu kemudian.
Setelah dicek, Wili merasakan sakit di punggungnya dan darah pun keluar.
“Lagi mau ke tempat saudara. Saya di motor, ditembak di punggung bagian kanan atas,” ujarnya, Minggu (8/8/2020).
Saat itu, dirinya mengaku mendengar ada suara letusan. Tapi Wili tak menyangka bahwa itu adalah suara letusan senjata api.
“Saya akhirnya jalan terus, tidak terasa sakit,” terangnya.
Wili pun baru menyadari ia tertembak setelah sampai di rumah salah seorang kerabatnya di wilayah Legok, Kabupaten Tangerang.
“Baru terasa kalau sakit, nyeri gitu, dan berdarah. Terus saya ngerasa ada sesuatu di punggung. Saya minta tolong saudara, saat dibuka ternyata itu peluru,” katanya.