DEMOKRASI.CO.ID - Unjuk rasa mahasiswa di Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) berakhir ricuh. Massa mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Polman tidak terima disebut bodoh oleh salah satu pejabat yang menemui massa.
Unjuk rasa yang berlangsung di Taman Sport Centre, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, pada Kamis (05/08/20) itu menuntut perbaikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar.
Keributan diawali saat Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar dan pejabat yang mendampinginya, menyebut mahasiswa bodoh. Pernyataan tersebut dilontarkan bupati, lantaran tidak senang dengan sikap mahasiswa yang dianggap tidak sopan saat menyampaikan aspirasi.
“Tadi dia bicara terus, saya ini orang tua, Bupati, Kepala Daerah, anak-anak (mahasiswa) begitu tidak ada sopannya, merokok di depan kita, begitukah namanya organisasi yang sopan dan baik? Sudah bagus-bagus ini Bupati mau terima, sudah dari pagi saya tunggu,” kata Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar.
Kendati bupati sempat mengklarifikasi pernyataannya, mahasiswa sudah terlanjur marah hingga memicu terjadinya keributan. Adu jotos pun nyaris terjadi.
Saat keributan terjadi aparat Satpol PP datang dan langsung menenangkan massa mahasiswa. Sementara Ibrahim meluruskan maksud perkataannya menyebut mahasiswa bodoh.
“Bagaimana saya tidak hargai, langsung dia mau belokkan, ‘lihat saudara kita HMI dikatakan bodoh!’ Kapan saya katakan HMI bodoh? Saya juga tau organisasi, saya bilang kamu bodoh, karena saya bicara, dia juga bicara, untuk apa lagi dia bicara sementara tuntutannya sudah ada sama saya,” kata Ibrahim.
Ibrahim lantas menyinggung salah satu tuntutan massa aksi, yakni meminta Bupati Polman mencopot Plt Direktur RSUD Polewali Mandar dan menunjuk pejabat definitif. Ibrahim mengaku bingung dengan tuntutan itu, sebab, Plt yang sekarang belum lama menjabat dan penunjukkan pejabat definitif memerlukan waktu.
“Saya mau tanya sama dia (mahasiswa), kalau tidak mau Plt yang sekarang ini, lalu maunya siapa? Saya hanya mau tanya sama dia, kalau mereka tidak suka Plt dan saya tunjuk pejabat definitif, kira-kira siapa yang akan bertanggung jawab, jika besok mereka tidak suka lagi, apa harus saya ganti lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Aksi Muhammad Ridwan menilai, pernyataan bodoh yang dilontarkan Bupati Polewali Mandar telah menghina mereka secara kelembagaan.
“Pertama, kami anggap pertemuan yang ada pihak eksekutif tidak berjalan maksimal, dimana kita melihat kepala daerah atau bupati kita mengatakan bahwa kami dalam hal ini bodoh, tentu secara kelembagaan kami tidak menerima,” ucapnya.